Thursday, July 17, 2014

That Naive Girl Has Gone

"....nobody said long distance is easy, any relationship that lasts longer than a breath mint is going to have challenge...but if relationship doesn't work out it's usually not because of the challenge, it's usually because of the relationship wasn't strong enough to begin with." - Rick Castle

"Just because you're in the other side of this world doesn't mean I should have to hold my breath, cross my fingers and wish upon a star just to get a text or call from you" - Alexis Castle


Bagiku, berbicara tentang hubungan antara manusia selalu menjadi hal yang menarik, entah itu tentang keluarga, persahabatan ataupun tentang percintaan.

Sore ini temanku bercerita tentang pengalaman dia di masa lalu dengan kakak kelasnya yang bisa disebut brengsek (untuk ukuran anak SMP ketika itu) dan dia bercerita bahwa sosok adik kelas lugu yang mengejar kakak kelas itu telah lenyap. Dirinya berhak mendapatkan yang terbaik.

Cerita dirinya membuatku mengingat tentang pengalaman yang pernah kualami beberapa tahun yang lalu di masa lalu, sebuah masa yang penuh dengan warna-warna kisah remaja.

Dia adalah kakak kelasku. Salah satu senior favorit di kalangan junior. Anak OSIS, anak IPA, pinter main gitar, anak band (ya semacam kakak kelas pujaan hati yang kayak di buku-buku komik gitu lah). Perkenalan aku dan dia begitu unik (menurutku lho ya). Dia meminta nomor hapeku dari kakak kelasku yang merupakan sahabat baiknya (semoga saja sahabatnya nga baca notes aku di facebook ini). Setelah itu dia mulai SMS dan menelpon ke rumah (dulu belum ada BBM dan pulsa-pulsa murah, jadi cuma bisa SMS dan telpon ke rumah).

Setelah dekat dengannya selama beberapa bulan dan kupu-kupu yang selalu menggelitik perut ini, akhirnya...yes...we're in a relationship. Everyday is a beautiful day for me at that time. Smile every day, every hour, every minutes (even when I'm sleeping and I'm dreaming). Datang pagi-pagi dan pulang sore dari sekolah, hahahaha...

Tapi semuanya itu tidak berlangsung lama, he has to go...to college, abroad. Dan saat itu lah semua yang telah aku dan dia bangun hancur. Our long distance relationship only last for a month. And that was...for the first time in my life, I felt like my life is ruined (agak berlebihan memang...cuma ya faktor hormon anak remaja, membuat semua sepertinya menjadi tragis dan serasa dunia runtuh).

Saat-saat itu mendekati saat aku harus menghadapi ujian akhir, saat-saat aku harus mengambil langkah hidupku ke depan, kemana aku akan berkuliah dan apa yang ingin aku ambil. Sisa-sisa hari di sekolah aku habiskan dengan belajar sampai bisa menjadi juara kelas (kinda blessing in disguise).

Tindakan terbodohku ketika itu adalah saat aku menunggu dirinya pulang ke Jakarta selama setahun, hope everything will be better and back like before. But...it ends with bigger disappointment, yes....its really over.

At that time, I feel like I'm worthless, I'm nothing, he really torn me apart, I hate myself everyday, questioning, why....what is wrong with me?am I not that attractive as a girl?what is wrong?am I not good enough?am I not smart enough?am I not good looking?am i embarassing him?I'm asking that question everyday after I met him when he's going back to holiday (from abroad to Jakarta, his hometown, well I still remember his house, his address, the way to his house at that time, I don't if he has moved out to somewhere else, we're just lost contact now).

And now...it's been years since that day. I'm not that naïve girl crying every night for the little boy who doesn't know my worth and doesn't deserve to get the best of me. I know my worth and I know what I can do, with or without boys. I accept myself whatever I am, with the plus and minus I have. Butuh waktu yang panjang bagi diriku untuk memperbaiki citra diriku yang sempat hancur, rusak dan luluh lantak itu. I need a lot of cures but I'm better now, a lot better. Dan aku menjadi seperti ini bukan untuk membuktikan kepadanya bahwa aku bisa dibanggakan dan dia akan menyesal...aku melakukan semua ini untuk diriku dan masa depanku.

Dan aku ucapkan terima kasih kepadamu, dimanapun kamu berada, untuk semua hal yang telah kamu lakukan kepadaku, yang sedikit atau banyak memberikan sedikit pengaruh baik kepada diriku yang sekarang. Dimana pun kamu berada saat ini, aku doakan yang terbaik untukmu dan kesuksesan untukmu (untuk mencapai semua hal yang selalu menjadi mimpi-mimpi besarmu). Dan maaf jika aku juga pernah bersalah kepadamu, menjadi pacar yang demanding, possessive and tidak punya kegiatan lain selain pacaran dan sekolah (I just realized a few years ago how annoying I am at that time).

Seperti ungkapan yang aku tulis di atas. Ketika sepasang kekasih berada dalam hubungan jarak jauh, pasangan yang lain tidak seharusnya menjadi yang selalu menunggu dan menyesuaikan waktu dengan pasangannya untuk dihubungi, hubungan itu tentang menghargai dan menghormati kehidupan pasangan yang lainnya. Dan...aku sadari ketika itu aku dan dirinya belum mempunyai dasar yang kuat untuk memulai sebuah hubungan yang serius, it's all just about the fun...teenage love...young love...

Dan akhirnya aku berhasil moved on dan memulai hubungan baru tiga tahun setelahnya :)

I'm not saying I'm at my best condition to be in a relationship right now and I can be a good and better girlfriend right now, I'm just saying that I've been changed...I changed a lot better (based on my personal assessment lho ya), hahaha...sangat amat subjektif :) And I'll be better day by day.

From the naïve girl back to "that"time....:D
T
January, 12th 2014

No comments:

Post a Comment