Wednesday, July 23, 2014

Masakan Indonesia yang Paling Ngangenin

Apa yang kamu kangenin dari Indonesia saat jauh dari Tanah Air? Kalau bagi saya, masakan Indonesia adalah hal yang paling ngangenin. Rasa masakan Indonesia yang diracik dari berbagai rempah dan bumbu, membuatnya istimewa dan nga gampang dilupakan.

Kembali ke tahun 2009 sampai 2010, saya dan sahabat-sahabat setanah air merantau ke Negeri Tiongkok untuk belajar bahasa. Selama kami tinggal disana, kami kangen sekali sama masakan Indonesia. Demi mendapatkan rasa masakan Indonesia, terkadang kami masak sendiri di asrama. Tapi yang jadi masalah adalah banyak bumbu masak yang sulit ditemui di Beijing, sebut saja kecap manis dan cabe rawit yang super pedas. Sehingga, kadang kami menitip list bumbu masak kepada sahabat yang pulang ke Indonesia. Bahkan, terkadang kami sampai minta dikirimkan bumbu masak dan camilan khas Indonesia dari Jakarta ke Beijing.

Berbicara tentang masakan khas Indonesia, makanan apa saja yang sangat kami kangenin?
1.Kalau buat saya, salah satu yang saya kangenin itu adalah sambel terasi super pedes. Di sana susah sekali cari cabe rawit yang pedas. Kalau pun cabe rawit ketemu, disana kami nga berhasil menemukan terasi. Entah apa bahasa Inggris dan bahasa Mandarin untuk terasi. Jadi akhirnya kami hanya mengulek sambel tersebut sejadinya pake sendok dan garam. Bahkan untuk mencari bawang merah saja rasanya sulit, ada bawang merah tapi bentuknya besar seperti bawang bombay.

2.Rendang, ayam gulai dan berbagai jenis masakan padang.
Selama kami berada di Beijing, entah dimana kami dapat menemukan restoran Padang. Hahaha....yang namanya kangen masakan Padang tuch kangen banget. Kangen sama bumbu-bumbunya yang terasa kaya di lidah. Rasa pedasnya, belum lagi tambahan daun ganja yang membuat kita ketagihan. Nasi panas plus bumbu kari yang kental, makan begitu saja bisa nambah berkali-kali. Dan selama satu tahun di sana, kami gagal menemukan masakan Padang.

3. Sate ayam.
Nah kalau jenis makanan yang ini memang gampang-gampang susah ditemui. Karena secara cara memasak, sate ya sebenarnya mirip sama barbeque. Daging apa pun bisa dibakar dan mirip sate. Tapi yang jadi masalah adalah dimana kami bisa menemukan bumbu sate yang biasa dibuat-buat si abang tukang sate langganan di Jakarta. Dan lagi, kecap manis dan jeruk limo, itu kayak makanan super langka disana.

4. Sayur asem dan tempe goreng.
Nah ini, salah satu makanan khas Indonesia lainnya. Waktu ketemu sama orang Thailand yang ada disana, kami menjelaskan kalau sayur asem ya mirip-mirip dech sama Tom Yum. Mengapa? Kan ada rasa asem-asem dan pedasnya, karena sulit menjelaskannya ke mereka. Tempe....dimana kami bisa menemukan dirinya wahai tempe? Kalau tahu, kamu masih bisa menemukannya, karena masih ada tahu Jepang yang mirip-mirip dengan tahu Indonesia.

5. Makanan laut.
Seingat saya, selama saya di Beijing, saya sudah hampir melupakan makanan laut. Ikan, udang, kepiting, kerang dan teman-temannya. Sepertinya semua makanan itu hilang ditelan bumi. Karena Beijing terletak di tengah daratan tidak ada pantai, jadi sangat sulit untuk menemukan restoran yang menjual makanan laut. Ikan mungkin masih ada, namun itu pun dimasak khas mereka, bukan ikan bakar. Jadi selama setahun kami mengucapkan selamat tinggal kepada makanan laut yang segar.

6. Buah-buahan negara tropis.
Hal yang paling menyenangkan karena tinggal di negara tropis adalah kita dapat menikmati beragam buah-buahan yang enak setiap hari. Selama setahun, terdapat banyak musim buah-buahan yang panen. Berbagai buah-buahan bisa kita nikmati, mulai dari mangga, jeruk, duren, pepaya, nenas, kecapi, kedondong, manggis dan ratusan jenis buab lainnya. Di Beijing, buah-buahan juga banyak, namun tidak sekaya di Indonesia. Harga buah mangga dan manggis disana sangat mahal. Kalau di Indonesia, buah-buahan tersebut jauh lebih murah.

7. Kelapa muda.
Ya...berhubung di Beijing tidak ada pantai, menemukan kelapa juga sangat sulit. Mereka sepertinya menjual kelapa dengan batok yang sudah dibuka dan dibungkus. Buat kami, hal tersebut menjadi tidak menarik. Karena kelapa muda yang langsung dibelah dan dimakan dari batoknya jauh lebih segar.

8. Indomie goreng.
Hahaha...ya Indomie memang bukan makanan sehat. Tapi percaya dech, kami kangen banget sama Indomie, terutama Indomie goreng. Kangen sama micin dan segala kandungan bahan kimianya yang tidak sehat, hahahaha.... seorang teman saya dari negara lain pernah saya kasih Indomie dan hasilnya besoknya dia sakit leher dan batuk selama berminggu-minggu. Maaf ya... :D

9. Saus sambal cap Jempol dan kecap manis cap Bango.
yeap...we were ctaving for every spicy things. Anehnya disana adalah tidak ada yang jual saos sambal. Di toko-toko dan supermarket, bahkan seperti Wal-Mart sekalipun, mereka tidak menjual saos sambal. Alhasil kami menitip atau minta dikirimkan dari teman dan kerabat yang ada di Indonesia. Hal yang sama terjadi juga dengan kecap manis, mereka hanya menjual kecap asin. Apakah mereka nga tahu enaknya dan gurihnya kecap manis ya? Sempat heran dan bertanya-tanya. Akhirnya ketika kiriman saos sambal dan kecap manis itu tiba, kedua hal tersebut terasa menjadi sangat berharga dan mahal. Kami menggunakannya irit-irit supaya tidak cepat habis.

10. Martabak manis coklat kacang keju dan martabak daging. 
Di Jakarta, hampir di setiap tempat ada yang jualan martabak, tapi disana? Sulit teman-teman. Ada satu tempat yang menjual martabak. Penjualnya adalah orang Indonesia. Jika dibandingkan dengan martabak jempolan yang ada di Indonesia, rasanya sangat standar. Namun, berhubung hanya itu sati-satunya penjual martabak yang ada, ya rasanya tetap terasa nikmat di lidah kami.

Ya...kurang lebih daftar makanan di atas adalah daftar makanan utama yang sangat kami rindukan keberadaannya selama kami di Beijing. Tidak jarang kami memasak bersama hanya untuk mengenang rasa masakan tersebut, hahahaha...

Berbicara tentang memasak masakan Indonesia, saya dan para sahabat dari Indonesia pernah mengajak beberapa teman dari negara lain untuk memasak masakan khas negara masing-masing. Kami, anak-anak Indonesia, memasak dari jam 1 siang sampai jam 7 malam. Kami memasak perkedel, bakwan, sambal terasi, sambal goreng ati, ayam goreng mentega dan ayam goreng jahe. Ketika tiba saatnya waktu makan, kami senang karena para sahabat dari negara lain menyukai masakan Indonesia. Pedas memang kata mereka, tapi sangat enak. Dan hal itu membuat kami sebagai orang Indonesia bangga. Kami yang dengan bakat masak pas-pasan saja membuat masakan Indonesia dihargai, apalagi jika koki terkenal yang memasaknya.

Yeap...sepertinya Indonesia sudah melekat dan diingat oleh seluruh indera perasa ini. Tidak peduli aku suka sebel dan kesel sama Indonesia, tapi sepertinya tempatnya belum tergantikan. Kalau deket sebel, kalau jaub ngangenin. Dan jika suatu hari nanti aku pergi meninggalkan negeri ini, akan sulit untuk melupakannya. Irreplacable, they said. Hahahaha....



Dari seorang mantan perantau di negeri tirai bambu,
T
Jakarta, 23 Juli 2014

(Keterangan gambar: suasana makan bersama denfan teman-teman dari Jepang, Myanmar, Vietnam dan Perancis)


No comments:

Post a Comment