Friday, July 18, 2014

Java's Trip - Day 1 part 2 (26 Des 2013) : Crazy Culinary Trip

Waktu sudah menunjukkan pk.15.30...akhirnya kami tiba di Stasiun Semarangtawang, yeay...akhirnya setelah 6 jam perjalanan dari Jakarta, akhirnya kami tiba di kota tujuan pertama kami, Semarang...


Selama di kereta, kami bercengkrama, bercanda, bahkan...saya bertemu dengan teman saya dari kantor lama saya yang akan melahirkan di kota kelahirannya, di Semarang, suatu kebetulan yang sangat tidak disangka. Kebetulan kedua terjadi ketika kami berada di dalam kereta, kami duduk di gerbong 4, ternyata di gerbong 1 ada teman kami dari Gema Inti yang kebetulan berlibur ke Semarang bersama dengan keluarganya.

Setelah kami keluar dari stasiun, kami dijemput oleh seseorang yang berasal dari jasa penyewaan mobil. Setelah itu kami langsung bergegas ke hotel karena kami ingin segera mencoba berbagai kuliner-kuliner lucu di Semarang.

Kami menginap di sebuah hotel yang terletak di Gang Pinggir yang bernama Tjiang Residence. Kawasan sekitar Tjiang Residence merupakan kawasan Pecinan yang terkenal di daerah Semarang. Pintu masuk berwarna merah dan ada tonjolan-tonjolan emas. Aksen-aksen ukiran kotak-kotak khas Tiongkok yang berwarna merah. Tjiang Residence merupakan sebuah hotel yang berbentuk rumah yang sederhana terdiri dari 2 lantai. Suasana Tiongkok terasa cukup kental di lobi hotel dengan adanya sambutan dari resepsionis yang menggunakan baju tradisional khas negeri Tiongkok. Ketika kami memasuki kamar kami, di dalam kamar terdapat sebuah gambar seekor burung bangau dan di sekitarnya terdapat bunga sakura. Walau hotel ini kecil, namun pelayanan para resepsionis, room boy serta petugas keamanan di hotel sangat ramah.

Setelah kami meletakkan barang-barang kami, kami langsung bergegas mencoba makanan di kota ini. Tujuan pertama kami adalah Toko Oen. Toko Oen adalah restoran yang telah berdiri sejak tahun 1936, bangunannya adalah bangunan tua dan sangat khas zaman dulu. Restoran ini menyediakan makanan khas Indonesia, khas China dan khas Itali, dari jenis makanan yang disediakan dapat dibayangkan bahwa dulu pelanggan restoran ini sangat beragam. Menu khas di restoran ini adalah pork chop, spare ribs dan oen's symphony. Pork chop dan spare ribs sangat kami rekomendasikan untuk dicoba, rasanya enak dan porsinya cukup memuaskan. Untuk pork chop dan spare ribs diberi patokan harga Rp80 ribu per porsi, harga dan rasa memuaskan. Untuk ice cream Oen's Symphony, es krim ini terdiri dari 5 scoop es krim dengan rasa yang beragam, rasa coklat, stroberi, vanila, kelapa dan satu rasa es krim lainnya. Rasa es krim ini standar, enak namun tidak terlalu istimewa.

Kemudian setelah kami mencoba Toko Oen, kami langsung jalan ke Loenpia Mbak Lien yang terletak tidak jauh dari Toko Oen. Loenpia Mbak Lien terletak di dalam gang dan bagian dalam rumahnya juga masih seperti rumah zaman dulu dan masih terasa suasana rumah peranakannya, dimana pintunya masih berupa pintu kayu yang bisa ditutup dengan kayu dari dalam, jendela yang terbuat dari teralis-teralis dan ditutup dengan jendela kayu di bagian luarnya. Menu yang dijual di restoran kecil ini terdiri dari 3 jenis, loenpia udang dan loenpia ayam yang dipatok harga Rp10ribu dan loenpia spesial yang dipatok harga Rp12ribu. Satu porsi loenpia ini cukup untuk satu orang dan rasanya juga enak karena rebungnya tidak bau. Satu hal yang menarik disajikan ketika kami makan adalah kami diberikan daun bawang mentah yang masih utuh untuk dimakan bersama.

Lalu kami pun melanjutkan perjalanan pencarian kuliner kami ke Bakmi Titee yang terletak tidak jauh dari Loenpia Mbak Lien, namun tetap harus ditempuh menggunakan mobil. Menu yang disajikan di restoran ini adalah mie kuning kuah manis yang disajikan dengan udang dan kulit babi serta sayur. Rasanya mirip dengan mie kangkung namun lebih cair dan dimakan bersama dengan sate babi. Rasanya lumayan dan tidak ada salahnya dicoba saat berkunjung ke Semarang. Setelah hanya sekitar setengah jam di sana, kami melanjutkan pencarian kami ke Ayam Goreng Salim. Di kaki lima ini, disajikan makanan berupa ayam goreng, sop iga, petai, ati, ampla. Rasa dari ayam goreng ini gurih dan asin dan tidak digoreng garing namun tetap matang dan hangat. Rasa ayamnya enak walau terletak di kaki lima. Kami merekomendasikan restoran ini untuk dicoba jika kami ke Semarang lagi nanti. Total biaya makan kami disana adalah sebesar Rp133 ribu, sebuah harga yang jarang kita dapatkan jika makan di Jakarta :D (kurang dari Rp20ribu per orang).

Setelah mencoba berbagai makanan berat, perjalanan kami diakhiri dengan makanan penutup Es Krim Cong Lik yang terletak tidak jauh dari Ayam Goreng Salim. Di kedai kaki lima Es Krim Cong Lik ini menawarkan 4 menu es krim, yaitu es krim kelapa dengan topping kelapa di atasnya, es krim coklat dan leci dengan topping buah lontar diatasnya dan es krim duren dengan topping duren di atasnya. Es krim duren diparok harga Rp20 ribu sedangkan es krim lainnya dipartok harga Rp12 ribu, menurut kami harga es krim tersebut terlalu mahal untuk es krim kaki lima dan terletak di Semarang.

Kemudian setelah selesai makan es krim, kami melanjutkan perjalanan ke Semarang Atas sekadar untuk melihat pemandangan, tapi ya....emang pemandangannya bagus, kami bisa melihat ka bagian bawah Semarang dan lampu dimana-mana. Setelah dari Semarang Atas, awalnya kami ingin ke Lawang Sewu, tapi ternyata Lawang Sewu sudah tutup pk21.00. Akhirnya kami mengurungkan niat kami dan kembali ke hotel.

Setelah kami mandi dan bebersih, kami berenam (dua teman yang lain lelah dan tertidur) keluar kamar lagi untuk mencoba makan sate di sekitar hotel. Rasa satenya enak dan murah, Rp13 ribu satu porsi. Setelah selesai makan sate, kami pun kembali ke hotel, awalnya saya berpikir perjalanan kuliner sudah selesai, tapi ternyata ada teman yang ingin makan Indomie, dan akhirnya Indomie menjadi makanan penutup kami pada hari pertama ini.

Ini adalah perjalanan kuliner tergila yang pernah kami lakukan, berbagai macam kuliner hanya dalam hitungan jam, bahkan kurang dari setengah hari. Menurut teman saya yang sudah lama tinggal di Semarang, lupakan diet saat datang ke Semarang, huaaaaa....saya nga akan pernah bisa kurus....welcome fatty fatty belly!tapi kan hidup memang hanya sekali...so...enjoy it!

Can't wait for tomorrow trip...will be a lot of crazy culinary trip again...go to historical site and get lost!hahahaha...:D

Best regards,
T
Semarang, 23 Desember 2013

No comments:

Post a Comment