Dear friends...akhirnya perjalanan saya dan teman-teman di Kota Semarang yang juga disebut dengan Kota Merah berakhir pagi ini.
Pagi ini, kami bangun pagi, mandi dan sarapan. Setelah itu, kami berjalan kaki dari Tjiang Residence ke Gereja Bleduk yang terletak tidak jauh dari hotel (kurang lebih 1,5 km menurut penjaga hotel). Dalam perjalanan menuju Gereja Bleduk, kami melewati banyak toko-toko yang menjual berbagai jenis barang, mulai dari bahan bangunan, alat elektronik sampai dengan warung makan dan restoran.Letak toko-toko tersebut mengingatkan saya dengan daerah pertokoan yang ada di dekat tempat tinggal saya di Jakarta, di daerah Glodok. Selain itu, sepanjang perjalanan ke Gereja Bleduk kami juga melewati berbagai bangunan tua, sepintas mirip dengan Kota Tua yang berada dekat Stasiun Jakarta Kota. Namun hal yang membedakan daerah di Semarang dengan Jakarta adalah di Semarang daerah tersebut terlihat lebih bersahabat, lebih ramah, masih banyak banyak orang yang bersepeda, berjalan kaki, naik motor dan mobil yang lalu lalang tidak sepadat dan seramai di Jakarta, entah mungkin hal ini juga dipengaruhi oleh waktu yang masih pagi.
Setelah berjalan kurang lebih 15 menit, kami pun tiba di depan Gereja Bleduk. Ternyata, gereja tersebut sedang dalam proses restorasi atau pemugaran. Warna putih di bagian dinding dan merah di bagian atas sangat mendominasi bangunan ini. Seperi layaknya bangunan tua lain, bangunan ini memiliki karakteristik arsitektur bangunan zaman Belanda yang klasik dan megah Mozaik dari kaca menghias bagian atas gedung, atap gedung berbentuk kubah dan berwarna merah (setelah direstorasi).
Saat sampai di pintu masuk gereja, petugas yang menjaga gereja tersebut mengatakan bahwa untuk masuk ke dalam kami harus membayar Rp10 ribu per orang. Karena salah satu teman kami ada yang mengatakan bahwa di dalam gereja terdapat satu dari dua orgel tertua yang ada di Jakarta, kami pun merasa tidak keberatan untuk menyumbang Rp10 ribu per orang. Pada saat beberapa teman saya yang lain mengumpulkan uang, saya dan salah satu teman saya masuk ke dalam gereja. Bagian dalam gereja tidak terlalu luas, namun memang diatasnya terletak sebuah orgel yang megah dan antik, sangat cantik dan klasik. Saya sempat mengambil foto orgel tersebut dan foto teman saya di depan orgel tersebut. Pada saat saya sedang asyik mengambil foto, tiba-tiba teman saya yang mengumpulkan uang mengatakan bahwa kami harus keluar dan saya pun langsung keluar mengikuti mereka. Ketika sudah berada di depan saya bertanya kenapa tiba-tiba tidak boleh masuk, mereka mengatakan bahwa petugas keamanan tersebut marah karena kami memasukkan uang tersebut ke kotak yang salah. Jujur saja, kami memang tidak mengerti mengapa hal seperti itu membuat petugas keamanan itu marah, karena bukankah tujuannya untuk sama-sama menyumbang dan uang itu pun sudah kami masukkan ke dalam kotak dan tidak bisa dikembalikan. Hal ini membuat kami bertanya-tanya mengapa sekarang ini tempat ibadah dijadikan seperti tempat wisata komersial, ya mungkin tujuannya untuk dana pembangunan dan perawatan gedung, namun jika diusir secara tidak hormat, hal ini sangat menciderai tujuan awal rumah ibadah tersebut didirikan. Mungkin kejadian di Gereja Bleduk pagi ini bukan salah gerejanya, tapi salah oknum tersebut.
Setelah tidak jadi menikmati keindahan di dalam Gereja Bledug, kami berjalan-jalan mengitari jalanan di sekitar gereja tersebut untuk melihat-lihat bangunan kota tua. Daerah sekitar kota tersebut sangat klasik, tua dan eksotis. Seketika itu juga saya menyukai daerah kota tua itu. Deretan bangunan-bangunan tua yang tidak terawat namun tetap kokoh berdiri, teralis-teralis yang berukir dan berukir-ukir, dinding-dinding tua yang sudah mengelupas dan terlihat bata-bata merahnya serta berlumut dan ditumbuhi tanaman, sangat cantik dan menggoda, sangat eksotis. Kemudian di pinggir kanan kiri jalan banyak penduduk yang duduk sambil bersantai atau menjajakan barang dagangannya, di sana juga terdapat tempat sabung ayam, di gang kecil yang beralaskan jalanan konblok, bukan aspal. Di perempatan jalan lalu lalang mobil, motor dan sekawanan anak kecil yang bersepeda, memberikan perasaan yang ramah dan membumi bagi saya secara pribadi. Di Jakarta jua terdapat Kota Tua yang tak kalah indahnya, namun keramahan zaman dulu dan nuansa sejarah lebih kental terasa di daerah ini.
Akhirnya kami selesai berputar dan mengagumi Kota Tua tersebut, kami pun berjalan kembali ke hotel. Awalnya kami berniat untuk makan lunpia Gang Lombok yang sangat terkenal. Setelah diingat-ingat, ternyata Lunpia Gang Lombok adalah lunpia yang pernah dibawakan oleh teman saya beberapa waktu yang lalu. Dia mengatakan bahwa untuk membeli lunpia ini harus mengantri satu jam dan ternyata itu benar. Akhirnya kami mengurungkan niat kami dan kami akhirnya makan mie yang terletak di sebelah Lunpia Gang Lombok.
Setelah makan, kami kembali ke hotel dan melanjutkan perjalanan dari Kota Merah ke Kota Pelajar (Yogyakarta). Perjalanan kami ternyata adalah perjalanan yang sangat panjang, dari jam 10 pagi dan kami baru tiba di Yogya pk.18.00. Saat kami tiba di Magelang, kami berhenti sebentar mencoba Eva Coffee Capphuchino yang katanya sangat terkenal. Selain Coffee Capphuchino yang terkenal, mereka juga menyediakan lemon madu soda, tahu, lemper dan telor asin. Tempat ini boleh untuk direkomendasikan kepada teman-teman yang sedang dalam perjalanan dari Semarang ke Yogyakarta.
Setelah kami sampai jam 6 sore di tempat kami menginap (kami menginap di Kaliurang km.9), kami pun beristirahat sejenak sambil menunggu mobil sewaan kami datang. Kami mandi, main kartu dan duduk-duduk sambil nonton TV. Hari ini merupakan hari yang melelahkan. Kemudian jam setengah 9 malam, usai kami beristirahat, kami kemudian jalan menuju rumah makan Raminten yang sangat terkenal (kami makan yang di daerah Kaliurang). Saat kami tiba disana, suasana Jawa sangat kental terasa di dalamnya. Berbagai patung tokoh wayang, ada payung-payung kertas khas Jawa, ada patung Bapak-Bapak yang memakai baju adat Jawa dan blangkon serta tidak lupa diiringi alunan lagu Jawa tempo dulu. Makanan-makanan yang dijual disini unik-unik (untuk nama bisa dilihat di foto yang kami upload dalam album "Java's Trip"). Setelah kami makan dan kenyang, kami pun kembali ke hotel dan langsung beristirahat, karena hari ini merupakan perjalanan panjang yang melelahkan.
Besok kami berencana melakukan perjalanan panjang dari daerah Kaliurang ke daerah selatan Yogya, karena itu pula kami harus mengisi energi kami. New adventure...here we come....welcoming beach and cove :D
Warm regards,
T
*Happy Holiday* :D
Semarang ke Yogyakarta
28 Desember 2014
No comments:
Post a Comment