Hey kamu...Gadis Kecil...
Beberapa kawan di sekitarku mengatakan bahwa kamu jutek, kamu judes, kamu pemilih, kamu skeptis, kamu sok tahu, kamu sok pintar dan kamu sombong? Apakah benar perkataan mereka Gadis Kecil?
Hey kamu...Teman Tersayang, darimana kamu mendengar semua itu? Teman Tersayang...kamu sudah mengenalku sejak lama? Apakah perkataan mereka di luar sana akan mempengaruhi persahabatan kita?
Teman Tersayang...kamu bertanya...
Apakah aku jutek dan judes? Ya aku jutek dan judes. Bukankah kamu tahu, sejak kecil aku memang jutek dan judes? Bukankah kamu juga pernah bilang aku sekarang ini sudah sedikit lebih baik?
Apakah aku pemilih? Jika pemilih disini maksud kamu pemilih dalam memilih sahabat spesial, ya aku pemilih. Kamu ingat kan kapan pertama kali aku memilih seseorang menjadi sahabat spesial aku Teman Tersayang?
Apakah aku skeptis? Ya...aku sangat, sangat skeptis. Temanmu yang bercerita padamu pasti mengatakan bahwa aku orangnya mudah curiga. Ya...aku memang seperti itu Teman Tersayang. Kamu ingat kan seberapa sering aku kecewa karena orang-orang yang aku sayangi tidak menepati janjinya dan orang-orang yang aku percaya menyakiti aku?
Apakah aku sok tahu dan sok pintar? Ya..mungkin. Tapi, tentang sok tahu dan sok pintar disini, aku sama sekali tidak ada keinginan dengan sengaja menunjukkan bahwa aku pintar dan tahu banyak hal, bukan untuk show-off bahasa kerennya. Aku hanya ingin berbagi tentang hal apa yang aku ketahui. Dan aku sebagai manusia, aku juga sadar masih banyak hal yang tidak aku pahami dan mengerti. Aku masih harus banyak belajar juga.
Apakah aku sombong? Teman Tersayang...kamu sudah mengenal aku sejak lama, bagaimana menurutmu? Ya...aku memang sombong. Kadang ada saatnya, aku tidak suka banyak bicara. Aku hanya ingin diam dan merenung, apakah itu menjadikan aku sombong? Kadang ada saatnya aku menjaga jarak dengan beberapa teman, karena aku tidak ingin membuat konflik dengan mereka. Kadang ada saatnya aku memilih untuk menghilang, bukan karena aku ingin melukai para sahabatku, tapi aku hanya membutuhkan waktu untuk berpikir lebih jernih.
Teman Tersayang...aku menjawab pertanyaanmu bukan karena aku tidak suka dengan semua cap yang telah teman kamu berikan kepadaku. Aku menjelaskan ini karena kamu sudah lama menjadi teman terdekatku. Kamu sudah lama menjadi sahabatku.
Teman Tersayang...apakah kamu lupa bahwa aku adalah seorang manusia normal? Aku masih memiliki rasa dan emosi. Sedih saat disakiti dan dikecewakan. Menangis saat terluka. Marah saat direndahkan. Aku pernah mengalami semua emosi itu Teman Tersayang. Ada alasan mengapa aku menjadi seperti aku yang sekarang ini. Ada alasan mengapa aku berubah. Kamu tahu semua ceritaku, perjalananku. Kamu seharusnya paham.
Dan aku ingin menyampaikan pesan kepada temanmu itu. Aku tidak peduli apa pendapat dirinya tentang aku. Aku adalah aku. Hidupku adalah perjalananku. Dia tidak tahu perjalanan dan kisahku. Dan aku...tidak punya tanggung jawab untuk meluruskan pemikirannya tentang diriku.
Teman Tersayang...orang bebas berpendapat. Mungkin aku merasa sedikit sakit dan kecewa, bahkan mungkin marah. Tapi...sepertinya sudah cukup aku berusaha untuk menjelaskan tentang diriku. Entah aku mengatakan kebenaran atau kebohongan, jika dirinya sudah memiliki penilaiannya sendiri, dia tidak akan percaya.
Hey Gadis Kecil...aku paham tentang ceritamu dan perjalananmu. Jangan biarkan kamu terjatuh. Kamu harus bangkit dan terus melangkah maju Gadis Kecil. Jangan dengarkan perkataan orang tentang dirimu. Karena, entah dirimu baik atau tidak, manusia pasti akan selalu memberikan komentar. Cukup Penciptamu memahami dirimu. Tanggung jawab tentang hidupmu bukan kepada umat manusia, tapi kepada Penciptamu. Semua kebaikan dan keburukanmu, biarlah Dia saja yang menilai. Hal yang paling penting adalah kamu menjalankan hidup sebaik-baiknya.
Hey Gadis Kecil, kalau begitu Temanmu Tersayang ini pamit dulu. Ingat ya...aku selalu ada untukmu. Kapanpun kamu membutuhkan aku. :)
Gadis Kecil dan Teman Tersayang π
Jakarta, 21 Juli 2014
No comments:
Post a Comment