Thursday, July 17, 2014

Generasi 90-an VS Generasi Millenium

Jika aku mengingat kembali masa kecilku, sebut saja zaman SD di tahun 90-an, aku merasakan hal yang sangat berbeda dengan zaman SD di tahun 2000-an ini...

Ketika aku masih kecil, aku masuk TK pada umur 4 tahun, selama 4 tahun awalku sebagai balita, aku menikmati yang namanya di rumah, bermain, bermain dan bermain, main masak-masakan, rumah-rumahan, boneka-boneka...
Di zaman anak-anak masa ini, pada umur 2 tahun mereka sudah disekolahkan, masuk ke pre-school, pre-ini dan pre-itu, supaya bisa dapat banyak teman dan lebih pintar katanya...



Ketika aku masih kecil, setelah pulang sekolah aku tidak dibebani dengan puluhan les yang harus kujalani, aku hanya pernah les balet...
Di zaman sekarang, beberapa anak-anak kecil sepulang sekolah harus menjalani beragam les, les pelajaran, les bahasa ini, les bahasa itu, les musik dan beragam les-les lainnya...

Di sore hari, jika besok ada PR dan ulangan, maka aku habiskan dengan membuat PR dan belajar ulangan, jika tidak ada...aku akan bermain seharian di luar rumah, bermain bersama tetangga-tetangga yang seumuran, mulai dari main taplak, tak jongkok, tak benteng, joli ting tong, rumah-rumahan, main boneka, masak-masakan...
Di masa anak-anak zaman sekarang, sore hari...mereka masih berjuang dengan les-les mereka, selesai les mereka sibuk dengan berbagai gadget mereka di dalam mobil perjalanan pulang ke rumah, update twitter, facebook, path, instagram, main angry birds, candy crush, the sims...you name it, they have id in every social media dan play a lot of games in their gadget

Di hari minggu, kami anak-anak kecil suka menonton berbagai film-film anak yang disiarkan oleh banyak TV swasta, sebut saja RCTI, Indosiar, ANTV, SCTV, kami menonton Sailor Moon, Ksatria Baja Hitam, Power Ranger, Doraemon, Dragon Balls, Wedding Peach, Sonic, dan banyak acara-acara program anak lainnya.
Di hari Minggu, anak-anak zaman sekarang tidak memiliki acara anak-anak yang beragam...mereka banyak menonton program-program televisi yang tidak sesuai dengan umur mereka

Di zaman anak-anak dulu, lagu-lagu favorit kami adalah lagu-lagu yang dinyanyikan penyanyi cilik kala itu, sebuat saja Enno Lerian dengan lagu Nyamuk Nakal, Trio Kwek-kwek dengan banyak lagunya yang enak-enak, Agnes Monica dan Eza Yayang, Bondan dengan lagu lumba-lumbanya, Joshua, Tasya, Cindy Cenora, dan berbagai lagu anak lainnya dengan tema sekolah, binatang piaraan, keindahan Indonesia, hormat kepada orangtua dan guru dan tema-tema dunia anak lainnya. Tentang update lagu-lagu anak ada acara musik anak-anak di RCTI yaitu Tralala Trilili yang dibawakan oleh Agnes Monica dan Kak Ferry
Di zaman anak-anak sekarang ini, mereka menyanyikan beragam lagu Cherrybelle, Peter Pan, Ungu dan ratusan lagu dewasa lainnya yang kebanyakan topiknya tentang cinta, bahkan grup penyanyi cilik saja bukan membawakan lagu tema anak-anak, tapi membawakan lagu tentang cinta atau patah hati dengan gaya pakaian yang sangat dewasa...

Ketika zaman kecilku dulu, di usia SD sepertinya masih jarang di antara kami yang membahas tentang topik percintaan atau pacaran...kami berteman dengan semuanya, baik perempuan maupun anak lelaki, walau ada rasa suka-sukaan, tidak ada kata pacaran, tidak ada istilah galau karena ditinggal si ini atau si itu, hidup sebagian besar hanya tentang sekolah dan berteman...
Di zaman sekarang ini, banyak anak-anak yang sudah ikut-ikutan pacaran, merasa galau karena si ini dan si itu...

Di zaman kecilku dulu, bacaan favorit kami adalah Bobo, Donal Bebek, tabloid Fantasi, komik Paman Gober, Richie Rich...dan film yang kami tonton adalah Casper, Home Alone, Alien, Star Wars, Star Trek...
Di zaman anak-anak sekarang, apakah mereka masih memiliki kecintaan membaca buku?aku nga tahu sich...

Di zaman anak-anak dulu, bisa bermain PC yang super berat itu saja rasanya sudah bangga sekali, walau masih menggunakan sistem Dos, hanya main minesweeper, pac-man, solitaire.
Di zaman anak-anak zaman sekarang, mereka masing-masing memiliki gadget dalam genggaman mereka, berbagai hal yang mereka inginkan dapat dengan mudahnya mereka download, bahkan anak umur 2 tahun saja sudah paham bagaimana cara menggunakan iphone dan membuka aplikasinya untuk bermain atau menonton video kesukaan mereka di Youtube.

Bagi anak-anak di zaman dulu, pager dan telepon genggam adalah sebuah kemewahan yang belum bisa mereka dapatkan dan juga belum merasa dibutuhkan, nomor perdana yang mahal yang diberikan para provider-provider telepon seluler kala itu, membuatnya menjadi sebuah barang mewah yang belum layak dimiliki anak-anak.
Jika dibandingkan dengan anak-anak zaman sekarang, bahkan sejak umur sekolah dasar mereka sudah memiliki smartphone mereka sendiri yang dilengkapi dengan berbagai aplikasi dan segala kemewahan di dalamnya.

Ketika aku masih kecil dulu, aktivitas favoritku adalah main di luar rumah bersama dengan teman-teman berbagai permainan, semakin ramai semakin seru. Aku bukan mengatakan bahwa anak-anak zaman sekarang kehilangan masa kanak-kanak mereka dan tidak lebih baik dari anak-anak zaman dulu. Mereka jauh lebih modern dan lebih cemerlang, berbagai persaingan yang semakin ketat menuntut mereka untuk menjadi semakin pintar di usia yang lebih muda. Orangtua muda memberikan beragam les bagi anak-anaknya agar mereka dapat bersaing di dalam persaingan yang semakin tidak masuk akal di masa yang akan datang. Berbagai les bahasa, pelajaran ini dan itu dijadikan asupan harian. Lalu bagaimana dengan masa kecil mereka? Apakah masa kecil anak zaman sekarang ini hanya bisa diterjemahkan untuk menjadi intelek, pintar dan brilian...tekanan yang sudah dibebankan bagi mereka sejak masih usia dini. Keceriaan mereka memiliki arti lain. Masih adakah keluguan yang dimiliki mereka? Atau apakah aku saja yang kurang up-to-date ketika zaman kecilku dulu dan tidak mengikuti perkembangan zaman anak-anak seumuranku?

Aku kagum dengan generasi muda sekarang yang sudah jauh lebih modern, intelek dan cepat dewasa...namun haruskan berjalan seperti itu? Masih adakah orangtua muda yang masih mau memberikan pendidikan dengan metode klasik kepada anak-anaknya dengan risiko bahwa anaknya mungkin tertinggal?

Kurang lebih 10 tahun telah berlalu sejak generasi 90-an, perubahan yang ada terasa begitu nyata. Perubahan apalagi kan yang akan terjadi? Ke arah manakah perubahan itu menuju?the better one or worse one?

Dari aku si gadis kecil di generasi 90-an,
T
Jakarta, 9 Februari 2014

No comments:

Post a Comment