29 April 2003.
Pulang sekolah. Pk.14.30.
"Cha...mau pulang bareng nga?" tanya Randy ke Marsha.
"Oiya boleh dech, Cha lagi nga dijemput kayaknya, nga apa-apa Ran?"
"Nga apa-apa, kan biasanya Ran yang nebeng, gantian lha sekarang Ran anterin balik. Sekalian say hai sama Om Tante, udah lama nga ketemu mereka."
"Okay..bentaran ya, Cha beres-beres tas dulu."
"Santai."
Randy menunggu Marsha di depan pintu kelas.
Randy dan Marsha sudah saling mengenal sejak kelas 1 SMA, sejak masuk sekolah ini. Dan sejak itu mereka jadi dekat. Entah dekat dalam arti apa. Di kelas 2 ini, mereka sama-sama masuk IPA, tapi berbeda kelas.
"Ran..udah nich, yuk balik."
"Yuk...Pak Min udah nunggu di depan katanya."
Di perjalanan pulang.
"Ran...Ran tahu adik kelas kita yang namanya Callista, yang satu divisi di OSIS sama Cha?"
"Oiya...anak kelas 1 itu kan? yang orangnya kecil-kecil itu?"
"Iya...yang pernah jualan majalah di kelas Ran."
"Iya...kenapa sama dia Cha?"
"Menurut Ran dia gimana?"
"Gimana ya..ya kayaknya anaknya lucu, baik, manis. Emangnya kenapa Cha?"
"Iya Ran...anaknya baik lho. Ran nga mau kenalan sama dia?"
"Ran? Kenalan sama dia? Kamu nich Cha..ada-ada aja."
"Lho...kenapa?"
"Ya nga apa-apa, Ran kan masih deket sama Wendy, walau nga jadian sich sama dia."
"Coba Ran pikirin dulu aja, Callista anaknya baik koq, siapa tahu Ran bisa suka sama dia dan jadian sama dia."
Cha...gw nga ngerti ya sama elo. Gw suka sama elo dan sampai kapan pun elo akan selalu jadi orang spesial buat gw. Dan sekarang, lagi, elo jodohin gw sama cewek lain.
"Ran..Cha udah sampe nich, mau turun nga ketemu Mama Papa?"
"Nga usah dech Cha, Ran langsung balik aja ya, udah kesorean juga. Besok kan ada ulangan."
"Okay kalo gitu, see you tomorrow then."
"Yes..see you."
Marsha. Wendy. Calllista.
13 Mei 2003.
Di ruang kelas 1-2.
"Iya Nico...Jum'at kita latihan ya buat Prom Nite bulan depan di Ruang Seni, anak Kelas 3 minta kita isi acara. Nanti gw siapin lagu-lagu yang mau dipilih sama chord gitar-nya. Ya udah, gw balik kelas duluan ya. Sorry ganggu rapat kalian."
"Maaf...maaf, nga sengaja, aku buru-buru."
Callista, bisik Randy dalam hati. Dia jadi panitia orientasi anak baru juga ternyata.
Pulang sekolah. Pk.14.30.
"Cha...mau pulang bareng nga?" tanya Randy ke Marsha.
"Oiya boleh dech, Cha lagi nga dijemput kayaknya, nga apa-apa Ran?"
"Nga apa-apa, kan biasanya Ran yang nebeng, gantian lha sekarang Ran anterin balik. Sekalian say hai sama Om Tante, udah lama nga ketemu mereka."
"Okay..bentaran ya, Cha beres-beres tas dulu."
"Santai."
Randy menunggu Marsha di depan pintu kelas.
Randy dan Marsha sudah saling mengenal sejak kelas 1 SMA, sejak masuk sekolah ini. Dan sejak itu mereka jadi dekat. Entah dekat dalam arti apa. Di kelas 2 ini, mereka sama-sama masuk IPA, tapi berbeda kelas.
"Ran..udah nich, yuk balik."
"Yuk...Pak Min udah nunggu di depan katanya."
Di perjalanan pulang.
"Ran...Ran tahu adik kelas kita yang namanya Callista, yang satu divisi di OSIS sama Cha?"
"Oiya...anak kelas 1 itu kan? yang orangnya kecil-kecil itu?"
"Iya...yang pernah jualan majalah di kelas Ran."
"Iya...kenapa sama dia Cha?"
"Menurut Ran dia gimana?"
"Gimana ya..ya kayaknya anaknya lucu, baik, manis. Emangnya kenapa Cha?"
"Iya Ran...anaknya baik lho. Ran nga mau kenalan sama dia?"
"Ran? Kenalan sama dia? Kamu nich Cha..ada-ada aja."
"Lho...kenapa?"
"Ya nga apa-apa, Ran kan masih deket sama Wendy, walau nga jadian sich sama dia."
"Coba Ran pikirin dulu aja, Callista anaknya baik koq, siapa tahu Ran bisa suka sama dia dan jadian sama dia."
Cha...gw nga ngerti ya sama elo. Gw suka sama elo dan sampai kapan pun elo akan selalu jadi orang spesial buat gw. Dan sekarang, lagi, elo jodohin gw sama cewek lain.
"Ran..Cha udah sampe nich, mau turun nga ketemu Mama Papa?"
"Nga usah dech Cha, Ran langsung balik aja ya, udah kesorean juga. Besok kan ada ulangan."
"Okay kalo gitu, see you tomorrow then."
"Yes..see you."
Marsha. Wendy. Calllista.
13 Mei 2003.
Di ruang kelas 1-2.
"Iya Nico...Jum'at kita latihan ya buat Prom Nite bulan depan di Ruang Seni, anak Kelas 3 minta kita isi acara. Nanti gw siapin lagu-lagu yang mau dipilih sama chord gitar-nya. Ya udah, gw balik kelas duluan ya. Sorry ganggu rapat kalian."
"Maaf...maaf, nga sengaja, aku buru-buru."
Callista, bisik Randy dalam hati. Dia jadi panitia orientasi anak baru juga ternyata.
"Iya nga apa-apa Ta, ya udah masuk sana rapatnya udah mulai."
"Okay Ko..thanks ya...oiya, sekali lagi maaf."
Callista. Manis juga dia dan sepertinya ceria. Anak yang menyenangkan.
Inget Wendy. Inget Marsha.
Pk.12.30
"Cha...tadi Ran ketemu sama Callista, waktu dia lagi mau rapat orientasi anak baru."
"Oh ya? Terus terus gimana?"
"Iya...anaknya lucu juga ya kayaknya, rame gitu kelihatannya. Tadi dia telat rapat gitu hampir nabrak Ran. Sampe minta minta maaf."
"Nah kan terus...Ran mau nomor telponnya? Biar bisa SMS-an sama dia."
"Nga lha Cha...cuma nga sengaja aja koq ketemu dia tadi."
"Oiya...minggu lalu waktu lagi Kebaktian Sekolah Cha sempet isengin Callista sama Ran. Sebenernya yang ngomongin Julia sich, tapi Cha ngisengin Callista."
"Terus ngomong apa aja?"
"Ya dia sich bilangnya biasa aja, cuma ya gitu anaknya gampang salah tingkah. Kayaknya dia juga mulai perhatiin Ran dech. Hahaha..."
"Apa sich kamu Cha...udah makan sana bentar lagi istirahat selesai."
7 Juni 2003.
pk.15.30.
"Iya Roy...gw lagi jalan ke sekolah. Nico kayaknya udah sampe dech. Ntar check sound jam 5-an kan? Keburu koq. Ini gw udah jalan dari rumah. Iya...gw bawa gitar gw koq, tenang aja, alat musik yang lain udah ada di ruang seni kan? Iya...sabar sabar...bentar lagi gw sampe."
pk.16.15.
"Pada di mana Roy? Gw udah di gerbang nich, lagi jalan masuk. Di lapangan? Di kantin? Sip. Gw kesana."
Ya ampun...udah pada rame dekor ternyata.
"Oy Roy..."
"Sini Ran!"
"Iya..."
Anak-anak dekor lagi pada ngerapiin daun-daun dan api unggun. Semoga acara hari ini dan performance hari ini lancar. Kayaknya gw tahu anak cewek yang duduk di ujung lorong. Callista. Iya...Callista, ternyata dia panitia Prom Nite juga.
"Iya Ran..oiya, pas Pentas Seni minggu depan kita bawain lagu apa?"
"Oiya..ada request tuch, lagu Masih-nya Ada Band, sama Pegasus Fantasy yang tadi aja kita bawain lagi. Gimana?"
"Iya boleh juga...nanti gw cariin chord-nya sama gw kabarin anak-anak yang lain deh. Minggu ini latihan lagi ya kita."
"Okay..elo atur aja sama pinjem ruang seni jangan lupa."
"Sip."
"Yaudah...gw cari makan dulu ya, laper banget nich."
"Okay."
Callista mana ya? Apa dia udah pulang. Harusnya dia ada di ruang-ruang kelas. Mungkin di ruang makan.
Nah itu dia.
"Hey Ta."
"Eh...hai Ko."
"Belum makan?"
"Iya...ini sebentar lagi. Lagi ngeliatin acara dari sini, sebentar lagi aku juga pulang koq, nga bisa pulang malem-malem, kan dekornya juga udah selesai, hahaha...tadi keren Ko performance band-nya."
"Oiya...thanks Ta...iya anak-anak latihanya juga serius soalnya, jadi terbayar lha jerih payahnya kalau pada suka."
Beep...beep...
1 message received. Koko Jelek.
"Ta...udah di depan ya."
"Ko...aku pulang dulu ya, udah dijemput. Bye."
"Bye."
Dijemput siapa ya dia?
Dan kenapa gw peduli?
Apakah?
Sebuah cerita tentang Callista dan Randy,
T
Jakarta, 25 September 2014
Callista. Manis juga dia dan sepertinya ceria. Anak yang menyenangkan.
Inget Wendy. Inget Marsha.
Pk.12.30
"Cha...tadi Ran ketemu sama Callista, waktu dia lagi mau rapat orientasi anak baru."
"Oh ya? Terus terus gimana?"
"Iya...anaknya lucu juga ya kayaknya, rame gitu kelihatannya. Tadi dia telat rapat gitu hampir nabrak Ran. Sampe minta minta maaf."
"Nah kan terus...Ran mau nomor telponnya? Biar bisa SMS-an sama dia."
"Nga lha Cha...cuma nga sengaja aja koq ketemu dia tadi."
"Oiya...minggu lalu waktu lagi Kebaktian Sekolah Cha sempet isengin Callista sama Ran. Sebenernya yang ngomongin Julia sich, tapi Cha ngisengin Callista."
"Terus ngomong apa aja?"
"Ya dia sich bilangnya biasa aja, cuma ya gitu anaknya gampang salah tingkah. Kayaknya dia juga mulai perhatiin Ran dech. Hahaha..."
"Apa sich kamu Cha...udah makan sana bentar lagi istirahat selesai."
7 Juni 2003.
pk.15.30.
"Iya Roy...gw lagi jalan ke sekolah. Nico kayaknya udah sampe dech. Ntar check sound jam 5-an kan? Keburu koq. Ini gw udah jalan dari rumah. Iya...gw bawa gitar gw koq, tenang aja, alat musik yang lain udah ada di ruang seni kan? Iya...sabar sabar...bentar lagi gw sampe."
pk.16.15.
"Pada di mana Roy? Gw udah di gerbang nich, lagi jalan masuk. Di lapangan? Di kantin? Sip. Gw kesana."
Ya ampun...udah pada rame dekor ternyata.
"Oy Roy..."
"Sini Ran!"
"Iya..."
Anak-anak dekor lagi pada ngerapiin daun-daun dan api unggun. Semoga acara hari ini dan performance hari ini lancar. Kayaknya gw tahu anak cewek yang duduk di ujung lorong. Callista. Iya...Callista, ternyata dia panitia Prom Nite juga.
"Halo Ta...jadi panitia juga ya?"
"Oh...hai Ko, iya...aku jadi dekor, diminta Rebecca bantuin dia. Koko juga?"
"Iya..ntar aku isi acara sich, main band bareng anak-anak yang lain."
"Ooo...okay...gud luck ya."
"Makasih."
Manis juga ya dia, kayaknya anaknya lucu.
"Oy Roy..yuk mulai check sound, masih ada yang harus diurus nga?"
Pk.20.30.
"Mantap Roy, sukses ya, hahaha...great as usual."Manis juga ya dia, kayaknya anaknya lucu.
"Oy Roy..yuk mulai check sound, masih ada yang harus diurus nga?"
Pk.20.30.
"Iya Ran..oiya, pas Pentas Seni minggu depan kita bawain lagu apa?"
"Oiya..ada request tuch, lagu Masih-nya Ada Band, sama Pegasus Fantasy yang tadi aja kita bawain lagi. Gimana?"
"Iya boleh juga...nanti gw cariin chord-nya sama gw kabarin anak-anak yang lain deh. Minggu ini latihan lagi ya kita."
"Okay..elo atur aja sama pinjem ruang seni jangan lupa."
"Sip."
"Yaudah...gw cari makan dulu ya, laper banget nich."
"Okay."
Callista mana ya? Apa dia udah pulang. Harusnya dia ada di ruang-ruang kelas. Mungkin di ruang makan.
Nah itu dia.
"Hey Ta."
"Eh...hai Ko."
"Belum makan?"
"Iya...ini sebentar lagi. Lagi ngeliatin acara dari sini, sebentar lagi aku juga pulang koq, nga bisa pulang malem-malem, kan dekornya juga udah selesai, hahaha...tadi keren Ko performance band-nya."
"Oiya...thanks Ta...iya anak-anak latihanya juga serius soalnya, jadi terbayar lha jerih payahnya kalau pada suka."
Beep...beep...
1 message received. Koko Jelek.
"Ta...udah di depan ya."
"Ko...aku pulang dulu ya, udah dijemput. Bye."
"Bye."
Dijemput siapa ya dia?
Dan kenapa gw peduli?
Apakah?
Sebuah cerita tentang Callista dan Randy,
T
Jakarta, 25 September 2014
No comments:
Post a Comment