Wednesday, September 24, 2014

Aku, Kamu dan Cerita Tentang Masa Lalu Kamu

Suatu malam pembicaraan di telepon, 2 bulan setelah resmi berpacaran.
"Ta...aku mau ngomong sama kamu"
"Iya Ran, ada apa?"
"Kemarin ini kamu pernah nanya, aku udah ngapain aja sama mantan aku, ya kan?"
"Uhm...ya, dan kamu nga mau jawab"
"Iya...aku akan jawab sekarang"
"Yakin?"
"Iya."

"Jadi Ta...aku dan mantan aku, kalau kamu mau tahu, telah melakukan banyak hal"
"Banyak hal maksudnya?"
"Ya gandengan tangan, pelukan, ciuman...terus..."
"Terus...terus apa Ran?"
"Aku belum sampai melakukan hal itu koq"
"Uhm....ya, tapi....udah ya Ran, kayaknya aku nga mau dengar. Udahan aja ya telponnya."
"Tapi...aku lagi berusaha jujur sama kamu Ta, aku mau kamu tahu."
"Tapi Ran...aku nga sanggup...aku nga mau tahu."
"Ta....please...aku mau kamu bisa terima aku apa adanya."
"Iya Ran...jadi apa, kamu udah ngapain aja?"
"Aku dan dia udah...melakukan hal terjauh tapi belum sampai tahap terakhir"
"Maksud kamu...."
"Iya Ta...kamu mengerti maksud aku kan?"
"Ran...udah dulu ya. Aku nga bisa denger lagi. Kamu jahat. Udah dulu ya telponnya. Aku mau tidur."
"Tapi Ta..."
"Udah ya Ran...selamat malam. Sayang kamu."
"Sayang kamu Ta. Maafin aku ya, udah mengecewakan kamu."

Malam itu, Callista tidak mengerti, mengapa hatinya terasa begitu perih. Dia merasa seakan telah dilukai sangat dalam. Tapi oleh apa? Randy bukan berselingkuh. Dia tidak bermaksud menyakiti perasaannya. Tapi entah kenapa hatinya terasa sakit. Dia hanya bisa terdiam dan menangis.

Bagi dirinya, Randy adalah orang pertama dalam hidupnya. Dia tidak pernah melakukan hal-hal di luar batas dengan lawan jenis. Bahkan untuk berpegangan tangan saja dia takut. Tapi kenapa dia harus mengetahui apa yang sudah Randy lakukan? Terlampau jauh. Terlalu banyak kenangan antara dia dan mantannya, apakah dirinya hidup di bawah bayang-bayang mantannya?

Keesokan harinya. Pagi hari.
Beep..beep...
1 message received. Randy.
"Pagi Chayank...kamu udah bangun? Udah sampe sekolah belum? Maafin aku ya Chayank. Aku tahu aku udah mengecewakan kamu. Aku sayang sama kamu"
"Pagi Ran. Iya, aku paham maksud kamu. Aku hanya butuh waktu Ran. Kamu kelas dulu aja, nanti baru SMS lagi. Aku juga sayang sama kamu"

Sejak Randy bercerita padanya, Callista tidak mengerti harus bersikap seperti apa.

Apakah hubungan ini harus aku akhiri karena masa lalu Randy? Namun ini tidak adil buat dia. Tidak ada orang yang bisa mengubah masa lalunya.
Lalu...apakah hubungan ini harus terus berlanjut? Jika ya...apakah aku bisa benar-benar mampu menerima dan memaafkan masa lalunya?
Randy...kenapa kamu membuat semuanya menjadi sulit seperti ini. Kenapa masa lalu kamu harus seperti itu?

Malam itu Randy kembali menelpon Callista.
"Chayank....kamu gimana?"
"Kenapa?aku gimana apanya?aku...baik2 saja koq" jawab Callista sambil tersenyum lirih.
"Aku tahu kamu bohong Chayank. Kamu jujur aja sama aku. Apa yang kamu rasakan?"
"Chayank...kalau aku boleh jujur, ya....jujur aku kecewa sama kamu. Kamu tahu kan aku nga bisa marah. Aku sulit untuk mengungkapkan perasaan aku. Aku harap kamu bisa paham."
"Iya Chayank...aku ngerti. Jadi kamu mau gimana?"
"Maksud kamu apa Ran?"
"Kamu mau putus sama aku Ta?"
"Lho...nga koq. Bukan gitu maksud aku Ran. Aku butuh waktu aja untuk mencerna semua ini. Boleh?"
"Iya Ta....terserah kamu. Kesalahan ada di aku."
"Ran...nga ada yang salah disini, aku cuma butuh waktu untuk sendiri dan untuk berpikir aja. Udah dulu ya telponnya. Gud nite Chayank. Aku sayang kamu."
"Iya Ta...gud nite. Aku juga sayang sama kamu."

Butuh beberapa hari bagi Callista untuk berpikir, apa yang ingin dilakukannya. Di satu sisi, dia sayang sama Randy. Sayang sekali. Namun di sisi lain, masa lalu Randy terlalu menyakitkan. Dia terlalu kecewa dan rasanya sangat pedih. Namun, sepertinya tidak adil kalau dia memutuskan hubungannya dengan Randy hanya karena masa lalunya. Dilemma. Dirinya dihadapkan pada sebuah dilemma antara rasa sayang terhadap Randy dan kekecewaannya yang teramat dalam.

Akhirnya...Callista mencapai sebuah keputusan, untuk dirinya dan hubungannya dengan Randy. Malam itu, kembali Callista berbicara dengan Randy di telepon.

"Ran...Chayank...aku udah tahu apa yang aku inginkan."
"Iya Ta...aku juga siap koq menerima apa aja keputusan kamu. Aku nga berada dalam posisi untuk membela diri, membela hubungan ini. Aku tahu aku salah sama kamu."
"Ran...aku sudah memutuskan, aku memutuskan untuk belajar menerima masa lalu kamu."
"Kamu...yakin Ta?"
"Iya Ran...aku yakin."
"Tapi...kenapa?"
"Aku nga tahu Ran...yang pasti, aku sayang banget sama kamu. Terlalu sayang untuk melepaskan kamu hanya karena masa lalu kamu. Terus...rasanya nga adil kalau aku menghakimi kamu karena masa lalu kamu. Kamu adalah kamu dengan masa lalu kamu. Full-package. Saat aku memutuskan untuk pacaran sama kamu, aku juga harus belajar untuk menerima masa lalu kamu. Masa lalu sudah lewat Ran, nga ada yang bisa kamu lakukan untuk mengubahnya. Menjadi bagian dari cerita diri kamu. Dan...aku menghargai kejujuran kamu ke aku. Jadi...karena itu...aku masih mau mempertahankan semua yang sudah kita mulai. Setiap oang pasti punya masa lalu, baik atau buruk. Tidak ada orang yang bisa mengubahnya, ya kan Ran?"
"Iya Ta....tapi apa kamu yakin?"
"Iya Ran..aku yakin, paling tidak aku berusaha meyakinkan diri aku. Anggap aja ini sebagai proses pendewasaan diri, belajar menerima masa lalu seseorang. Bukan berarti mudah ya Ran, mungkin aku akan merasa sakit. Masih merasa kecewa dan terluka, tapi aku akan belajar untuk mengatasinya. Perlahan-lahan. Dan...aku butuh dukungan kamu juga. Dan Ran...jangan samakan aku dengan mantan kamu ya, aku nga bisa melakukan apa yang pernah kamu lakukan dengan dia. Aku harap kamu bisa memahami dan mengerti itu. Okay?"
"Iya Ta...aku mengerti. Terima kasih ya Chayank untuk semuanya. Aku sayang banget sama kamu dan maaf kalau aku udah membuat kamu kecewa dan terluka. Mulai hari ini...aku berjanji tidak akan mengecewakan dan melukai kamu lagi."
"Jangan pernah berjanji Ran sama aku, aku udah bilang kan sama kamu. Aku muak dengan janji-janji, aku hanya butuh bukti."
"Iya Ta...aku inget koq...makasih ya Chayank. Yaudah..kamu tidur gih..besok kan masih sekolah. Udah malem nich, nanti ketelatan lho."
"Yaudah...kamu juga tidur ya Ran...gud nite...aku sayang kamu. Sleep tight and sweet dreams."
"Iya Chayank...gud nite...aku juga sayang kamu. Sleep tight and sweet dreams. See you tomorrow at school."
"See you Chayank."

Sebuah cerita lain tentang Randy dan Callista,
T
Jakarta, 24 September 2014

4 comments: