Tuesday, September 2, 2014

Sebuah Langkah Awal Bagi Para Calon Kader Gema Inti

Pagi itu, di kantor sekretariat Perhimpunan Indonesia Tionghoa (Perhimpunan Inti) telah terlihat beberapa peserta yang akan mengikuti acara Kaderisasi Tingkat Satu Gema Inti Angkatan Kedua Tahun 2014. Mereka datang beberapa jam lebih awal dari yang seharusnya. Sangat mengagumkan melihat semangat para peserta kaderisasi ini.
Setelah berkenalan dengan para panitia yang sudah hadir mereka mulai mengisi absen. Semakin siang, peserta yang datang semakin ramai dan suasana kantor sekretariat Inti mulai dipenuhi dengan cengkrama para peserta yang saling berkenalan.

Sejak tahun 2013, Generasi Muda Indonesia Tionghoa (Gema Inti) memang berencana secara rutin mengadakan acara kaderisasi atau pelatihan bagi calon-calon kader barunya. Tahun ini calon peserta terdaftar ada 40 orang dan 30 diantaranya lolos seleksi. Dari 30 peserta yang lolos seleksi, 9 orang mengundurkan diri sehingga peserta yang mengikuti pelatihan berjumlah 21 orang. Peserta berasal dari Jabodetabek, Surabaya, Medan dan Batam. Kaderisasi tahun ini diadakan pada hari Jum'at sampai Minggu, 29 sampai 31 Agustus 2014 berlokasi di Villa Putih, Cisarua, Jawa Barat.

Kaderisasi tahun ini mengangkat tema "Mari Bicara Sebagai Bangsa Indonesia". Tujuan tema ini diangkat adalah agar para peserta dapat memahami dan menjiwai bagaimana rasanya menjadi warga dan Bangsa Indonesia yang sesungguhnya. Panitia ingin agar mereka mengerti nilai-nilai dan realita kehidupan masyarakat Indonesia yang sebenarnya. Bukan hanya belajar dari media sosial dan buku-buku pelajaran.

Siang itu, acara dibuka secara resmi oleh Alexander Gunawan, Ketua Departemen Kaderisasi yang juga didaulat menjadi Ketua Pelaksana kaderisasi tahun ini. Setelah makan siang, acara pun dimulai. Para peserta dibagi menjadi 5 kelompok dan dengan modal seadanya mereka diminta untuk dapat sampai ke Stasiun Bogor menggunakan commuter line dan sampai ke villa dengan naik angkot.

Sekitar pk.18.30 akhirnya semua peserta tiba di Villa Putih. Beberapa peserta kemudian bercerita tentang pengalaman mereka mulai dari berangkat sampai akhirnya tiba di tempat acara. Ada beberapa dari mereka yang sempat salah jalan, kehujanan, naik angkot yang mogok dan kena arus one way sehingga perjalanan terhenti. Dari perjalanan itu, mereka belajar banyak tentang kesulitan dan kenyataan hidup di Pulau Jawa secara khusus dan Indonesia secara umum. Acara terakhir malam itu para peserta diharuskan mendeskripsikan diri mereka dalam gambar. Dari acara ini para peserta belajar untuk mendalami dan mengenal dirinya lebih jauh serta memahami karakter para peserta lain. 

Peserta pada hari kedua tetap dibagi seperti kelompok awal. Mereka dibagikan beberapa peralatan sebagai modal untuk mencari uang minimal Rp30 ribu dan sebuah plastik hitam untuk memulung sampah. Mereka juga dibebaskan untuk mencari makan sendiri dengan hasil kerja mereka. Acara pagi itu dimulai pada pk.09.00 dan mereka diwajibkan kembali ke villa pada pk.16.00. Sekitar pk.14.00 sudah ada dua kelompok yang kembali ke villa. Karena mereka tidak mendengarkan instruksi adanya kata "wajib kembali pk.16.00" mereka diberikan hukuman untuk memulung sampah lagi.

Setelah para peserta kembali ke villa, mereka kembali memberikan presentasi tentang nilai-nilai yang mereka dapatkan dari tugas hari kedua. Dari cerita 5 kelompok ini, mereka banyak belajar tentang nilai dari uang, sekecil apa pun nominalnya. Para peserta yang kebanyakan masih bersekolah dan berkuliah ini mengatakan bahwa mereka belajar tentang bagaimana sulitnya kehidupan para masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan serta perjuangan mereka.

Pada malam hari, peserta dibagi menjadi dua kelompok dan mereka diajak berdebat tentang beberapa topik. Acara yang dipimpin oleh Ketua Umum Gema Inti, Hardy Stefanus, ini mengangkat berbagai isu-isu yang mengundang perdebatan. Beliau meminta para peserta saling mempertahankan pendapatnya saat diminta memilih antara negara dan agama saat keadaan perang. Kemudian perdebatan dilanjutkan dengan pembahasan penyebab adanya kemiskinan di Indonesia, disebabkan oleh mental ataukah kebobrokan sistem. Banyak pro dan kontra yang terjadi dalam diskusi tersebut. Berbagai sudut pandang dan persepsi dikemukakan oleh para peserta. Perdebatan sangat hangat dan para peserta sangat antusias dengan sudut pandang yang didukungnya. Setelah perdebatan selesai, semua peserta saling bersalaman. Ketua Umum menyampaikan bahwa perdebatan boleh saja muncul namun mereka semua tetap bersaudara dan bergandengan tangan dalam satu organisasi.

Puncak acara kaderisasi ini adalah malam api unggun. Satu pasang peserta, laki-laki dan perempuan, menerima seragam Gema Inti dari Hardy sebagai simbolik bahwa kaderisasi telah usai dan para peserta berhasil menjadi calon-calon kader Gema Inti di masa yang akan datang. Dalam sambutannya kepada para peserta, Hardy berkata, "Mulai saat ini tidak ada lagi peserta dan panitia, kita semua satu." Setelah itu acara dilanjutkan dengan perayaan satu tahun Gema Inti yang dideklarasikan pada tanggal 17 Agustus satu tahun yang lalu. Malam itu dilakukan peniupan lilin yang diiringi dengan lagi Indonesia Raya. Dengan tangan diletakkan di atas dada yang dibusungkan, suasana khidmat dan nasionalisme sangat terasa. Setelah itu, para calon kader mulai berbaur santai dengan para pengurus.

Hari terakhir dimulai dengan permainan yang diikuti oleh para pengurus dan para calon kader. Permainan ini berhasil membuat mereka semua melebur menjadi satu. Setelah itu, para calon kader diperkenalkan tentang sejarah terbentuknya Perhimpunan Inti dan kapan Gema Inti secara resmi menjadi organisasi sayap (underbouw) dari Perhimpunan yang dibentuk satu tahun setelah kerusuhan Mei 1998 itu. Kemudian, Ketua Umum Gema Inti yang dilantik pada bulan Mei tahun ini menjelaskan tentang struktur organisasi dan siapa saja para Pengurus Pusat Gema Inti dan Ketua-Ketua Gema Inti Daerah periode 2013-2015. 

Setelah itu acara diakhiri dengan pembuatan program kerja setiap daerah oleh para calon kader dan foto bersama Kader Tingkat Satu Angkatan Kedua ini dengan para Pengurus. Pada pk.14.30 akhirnya semua pulang ke daerahnya masing-masing. Rasa lelah selama 3 hari 2 malam ditutupi dengan rasa gembira dan senang para peserta yang telah banyak mendapatkan pelajaran tentang nilai-nilai kehidupan berbangsa dan bernegara serta saudara-saudara baru. Perjalanan mereka belum selesai, justru hari ini perjalanan para calon kader baru saja dimulai.

Jakarta, 1 September 2014.

No comments:

Post a Comment