Minggu, 1 November 2015. Dalam rangka memperingati
hari Sumpah Pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober, Gema Inti Bali
mengadakan sebuah acara Festival Merah Putih. Acara ini juga merupakan acara
penutup dalam rangkaian Rakornas I Gema Inti. Gema Inti ingin agar para generasi
muda Indonesia tidak melupakan ikrar yang telah diucapkan oleh para generasi
muda bangsa ini tahun 1928 silam. Semangat persatuan-bertumpah darah, berbangsa
dan berbahasa satu, yaitu tanah air, bangsa dan bahasa Indonesia-yang ingin
diteriakkan oleh Gema Inti kepada generasi muda saat ini.
Festival Merah Putih (FMP) yang juga merupakan
festival perdana Gema INTI ini mengambil tempat di Pantai Kuta. Pada jam 12
siang, acara dibuka dengan tarian barongsai. Festival ini juga turut mengundang
para anak dari beberapa panti asuhan untuk turut berpartisipasi. Sesuai dengan
semangat festival yang diusungnya, acara ini diisi dengan berbagai kegiatan
musik yang membawakan lagu-lagu nasional serta fashion show dengan menggunakan
baju-baju daerah. Acara ini juga diisi dengan pemeriksaan gigi gratis bagi para
adik panti asuhan. Selain itu ada kesempatan berdonor darah bagi para peserta
yang ingin menyumbangkan sebagian dari miliknya.
Salah satu acara yang menarik yang dilakukan oleh
para panitia adalah kegiatan mengumpulkan sampah yang akan diberikan undian
berhadiah. “Dengan adanya permainan ini, diharapkan agar setiap peserta dapat
turut serta menjaga kebersihan dan mengurangi sampah yang bertebaran di tempat
umum selama pelaksanaan acara. Acara ini pernah dilaksanakan dan berhasil dan
harapan kami, kegiatan ini juga bisa dilaksanakan di FMP,” ungkap Rendy
Setiawan, Ketua Gema Inti Bali, saat ditanyakan mengapa mengadakan kegiatan
ini.
Acara festival yang juga diisi dengan pengenalan
tentang pelestarian penyu yang ada di Indonesia ditutup dengan pengenalan
setiap perwakilan Gema Inti dari berbagai daerah. Setelah itu, dipimpin oleh
Hardy Stefanus, Ketua Umum Gema Inti, semua pengurus serta tamu undangan dan
pengunjung yang hadir diajak untuk menyanyikan lagu Indonesia Pusaka. Lagu yang
ditulis oleh Ismail Marzuki ini seakan mengingatkan kembali kepada generasi
muda Indonesia saat ini tentang apa arti Indonesia, tanah air pusaka. Tanah air
karya indah Sang Maha Kuasa yang seharusnya dibela dan dilindungi dengan
segenap jiwa. Dan sebagai acara penutup, Hardy mengajak semua pengunjung untuk bersamaan
mengucapkan Sumpah Pemuda.
“Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku bertumpah
darah yang satu, tanah air Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia mengaku berbangsa
yang satu, Bangsa Indonesia.
Kami Putra dan Putri Indonesia menjunjung bahasa
persatuan, Bahasa Indonesia.”
Acara penutupan yang diucapkan dengan sepenuh hati
ini seakan membakar kembali jiwa para generasi muda Indonesia yang mungkin
telah kehilangan arti “Indonesia” selama ini. Kecintaan terhadap Indonesia
bukan hanya melalui kata-kata tapi juga melalui perbuatan. Indonesia, tanah air
pusaka.
Catatan Perjalanan : Festival Merah Putih,Catatan Perjalanan : Festival Merah Putih,
Bali,
T
Minggu, 1 November 2015
No comments:
Post a Comment