Mengapa aku harus dilahirkan di Indonesia?
Sebuah negara yang terdiri dari ribuan pulau kecil
Sebuah negara yang terdiri dari ribuan suku, agama dan kebudayaan
Sebuah negara yang beragam dan penuh dengan warna
Mengapa aku harus dilahirkan dan dibesarkan di Jakarta?
Sebuah kota metropolitan, ibukota negara
Sebuah kota yang selalu ramai dan hiruk pikuk
Selalu dihiasi oleh suara bising kendaraan yang lalu lalang
Deru suara motor dan mobil yang tiada henti
Kota yang selalu sibuk dan tidak pernah tenang
Mengapa aku harus terlahir sebagai seorang Tionghoa di Indonesia?
Satu etnis minoritas di negeri ini
Satu etnis minoritas yang terkadang masih dianggap sebagai pendatang
Satu etnis yang terkadang masih dianggap sebagai tamu di tanah airnya sendiri
Satu etnis yang seringkali dianggap sebagai anak tiri oleh saudara-saudara sebangsanya
Aku tak pernah memilih untuk dilahirkan di Indonesia
Aku tak pernah memilih untuk dibesarkan dan menjadi bagian dari Jakarta
Terlebih lagi, aku tak pernah memilih untuk dilahirkan sebagai etnis Tionghoa dan menjadi bagian dari Bangsa Indonesia
hey amoy!
cing-cing!
ling-ling!
mei-mei!
Sebagai seorang gadis Tionghoa, panggilan itu terasa sangat akrab di telingaku
Sebagian terasa sebagai ejekan oleh mereka yang ingin menghina ke-Tionghoa-anku
Dan hal ini sungguh menyakitkan buatku
Sebagian sebagai bukti keakraban mereka yang non-Tionghoa denganku, teman Tionghoa mereka
Dan aku hanya bisa tersenyum dan tertawa mendengar panggilan mereka
Sipit dan berkulit putih bening, paling tidak itu adalah gambaran mereka tentang etnis Tionghoa yang mereka tahu
Sebagian dari mereka ada yang berkata
Orang Tionghoa itu tahunya hanya berbisnis dan mencari keuntungan buat kaum mereka sendiri
Sebagai keluarga Tionghoa, pasti keluarga kamu pandai berbisnis
Sebagian dari etnisku ada yang berkata
Kamu sebagai gadis Tionghoa sebaiknya menjaga jarak dengan mereka yang non-Tionghoa
Cara berpikir mereka itu berbeda dengan kita
Jangan dekat-dekat dengan mereka
Jagalah jarak
Jangan sampai kamu menjadi sama dengan mereka
Paling tidak itu adalah pesan yang pernah aku dapatkan beberapa tahun silam sebelum aku mengenal dekat dan bersahabat dengan mereka yang berbeda
Seandainya saja mereka tahu, aku bosan dengan isu-isu rasialisme dan diskriminasi antar suku bangsa dan etnis ini
Masihkah isu-isu ini mampu memecah bangsa ini
Belum cukupkah kerusakan dan kerugian yang dirasakan bangsa ini karena mudah dihasut oleh isu perbedaan ini?
Aku bukanlah seorang aktivis apalagi politikus
Aku bukanlah sosiolog apalagi ahli sejarah
Aku hanya seorang anak bangsa yang merasa sedih dan lelah dengan isu-isu rasialisme yang masih saja berusaha dimunculkan
Mengapa sebagian orang masih mudah diusik dengan isu-isu ini
Mungkin mereka memiliki cerita yang tidak aku pahami karena tidak pernah aku alami
Buat kamu sahabat-sahabat non-Tionghoa-ku
Terima kasih karena sudah membukakan mataku tentang arti dan keindahan dari perbedaan
Entah sudah berapa kalinya aku menuliskan cerita ini
Jujur saja aku sudah bosan
Bagi mereka yang masih menganggap kami berbeda dan bukan saudara satu tanah air
Kami dilahirkan dan dibesarkan oleh ibu pertiwi
Kami makan dan minum dari tanah air ini
Bahasa ibu kami adalah bahasa Indonesia
Kami adalah bagian dari cerita dan sejarah bangsa ini
Bagaimana mungkin kami tidak memiliki setitik cinta pun terhadap bangsa dan tanah air ini
Kami rindu melihat Indonesia tersenyum
Mungkin tidak semua dari kami berpikir seperti itu
Tapi...jangan lupakan kami yang juga rindu melihat ibu pertiwi bangkit dan bersinar kembali
Memang ada sebagian kami yang sukses dalam berbisnis
Tapi masih ada saudara-saudara kami di pinggiran yang juga hidup susah dan merana
Memang ada sebagian dari kami yang sipit dan berkulit putih
Tapi masih ada saudara-saudara kami yang walau bermata sipit tapi berkulit hitam legam
Memang ada sebagian kami yang masih merasa sebagai orang asing di negeri ini
Tapi jangan lupakan saudara-saudara kami yang sangat mencintai bangsa ini dan bahkan berjuang dan rela mati demi kemerdekaan dan kesatuan bangsa ini
Untuk kamu yang beretnis sama denganku
Bagaimana mungkin kita dianggap saudara jika sebagian dari kita selalu memisahkan diri dari kebangsaan Indonesia ini
Bagaimana mungkin kita dianggap saudara jika kita selalu menutup diri dari mereka yang berbeda
Bagaimana kita mau merasa diterima jika kita selalu menganggap diri kita sebagai tamu dan pendatang
Kita adalah orang Indonesia yang beretnis Tionghoa
Bukan orang Tionghoa yang tinggal di Indonesia
Jika kita sendiri tidak merasa berada di rumah saat berada di Indonesia, bagaimana mereka yang berbeda mau menerima kita?
Ini adalah rumah kita, keluarga kita
Aku menuliskan ini bukan karena aku merasa lebih baik
Bukan karena aku seseorang yang memahami arti nasionalisme
Bukan karena aku sangat nasionalis dan patriotik
Tidak jarang aku merasa kecewa dengan bangsa ini
Tidak jarang aku merasa mungkin lebih baik jika aku meninggalkan negeri dan bangsa ini
Namun saat berada jauh dari tanah air, aku baru merasakan betapa aku mencintai dan merindukan Indonesia
Betapa aku merindukan Jakarta
dengan segala kekurangan kelebihannya
Saat aku melihat keberagaman dan keindahan Indonesia
Aku baru menyadari betapa berwarna dan uniknya Indonesiaku ini
Ribuan kebudayaan, suku bangsa, agama dan keindahan alamnya serta keragaman kulinernya
Aku menyadari bahwa saat aku membuka mata dan wawasanku lebih luas tentang tanah air ini
Mereka yang selama ini aku anggap berbeda ternyata memiliki kesamaan denganku
Justru perbedaan itu yang menciptakan keindahan dan keunikan
Seperti kilauan warna pelangi yang indah dan mempesona setiap mereka yang melihatnya
Mereka yang berusaha memecah belah tanah air ini adalah mereka yang takut akan kekuatan tanah air ini saat tanah air ini bisa bersatu
Karena tanah air ini begitu kaya
Kekayaan dari alam dan anak-anak bangsanya
Dari Sabang sampai dengan Merauke
Bisakah kita membayangkan jika saja bangsa ini bersatu dan memberdayakan alam dengan sebaik-baiknya dan memberdayakan manusia dengan selayaknya
Dan ketika aku mempertanyakan ke-Indonesiaan-ku
Aku tidak tahu sejauh dan sedalam apa aku mencintai Indonesia
Hanya melalui tulisan ini aku dapat bercerita
Dariku untuk Indonesiaku,
T
Jakarta, 17 Maret 2015
No comments:
Post a Comment