21 Mei 2003
#20.10#
Beep beep.
Beep beep.
“One message
received. +628128535xxx”
“Hey…ini Callista ya?”
Nomor siapa ya ini, gumamku.
Nomornya terlihat familiar, tapi…nomor siapa ya.
Koq tidak ada di phone contact-ku.
Sepertinya ini nomor….
Ya ampun…nga mungkin.
Sepertinya ini nomor Aldi.
Tapi…aku nga hafal nomor Aldi.
Nomor Aldi ada di list daftar nama Panitia Natal
sekolah dan list-nya ada di sekolah.
Mana mungkin Aldi SMS aku, dia kan nga tahu nomor
aku.
Ngobrol sama aku aja jarang dan dia juga nga pernah
minta nomor telepon genggamku.
“Iya…ini Callista, ini siapa ya?”
Hati ini mendadak resah tapi juga gembira, bodoh.
Beep beep.
Beep beep.
Lima menit kemudian telepon genggamku kembali
berbunyi.
“Ini Aldi Ta.”
Saat membaca SMS ini, hati ini seakan melompat
kegirangan.
Seperti mimpi padahal aku belum tidur.
Aldi…SMS aku, ya ampun.
Okay…tarik nafas dalam dalam dan harus pura-pura
kalem.
Tenang Ta, tenang, cuma SMS aja koq.
Aldi adalah senior Callista di SMA. Callista kelas
satu dan Aldi kelas dua IPA. Sejak beberapa bulan yang lalu, sahabat Aldi yang
bernama Alina sering sekali membicarakan tentang Aldi ke Callista. Tapi
Callista dan Aldi tidak pernah ngobrol langsung, paling hanya tersenyum saat
berpapasan dan tidak pernah ada percakapan di antara mereka. Kehadiran Aldi di
sekolah baru disadari Callista karena Alina sering menggoda Callista untuk
dijodohkan dengan Aldi.
“Oiya Ko Aldi…ada apa? Koq bisa tahu nomor aku,
dari Ci Alina ya?”
“Iya Ta…nga apa-apa kan aku SMS?”
Aduh…nga apa-apa lha Ko, mau SMS-an sampai besok
pagi juga aku bales koq, hahahha…
“Nga apa-apa koq Ko, aku juga belum tidur. Oiya…enaknya
aku panggil apa ya Ko? Pake sebutan Koko atau nama?”
“Terserah kamu Ta mau panggil apa, santai aja koq.
Oiya kata Ci Alina, persekutuan pagi awal bulan depan kamu jadi singer ya?”
Apa…jadi singer? Sejak kapan aku diminta jadi
singer, perasaan aku nga pernah mau kalau diminta jadi singer. Ini pasti kerjaan
Ci Alina nich, sengaja banget. Hadeuh…gimana ini.
“Aku panggil pake Koko aja ya Ko, biar sopan? Aku
nga dibilangin sich jadi singer Ko, aku belum tahu.”
“Ooo…kamu belum tahu. Tadinya aku mau nanya kamu,
kamu udah pilih lagu belum? Soalnya aku jadi pemusik.”
Okay well…mendadak aku lemes. Aldi jadi pemusik dan
aku jadi singer, bagus dech ini, nyanyi aja jarang terus dia jadi pengiringnya.
“Wah…aku belum tahu Ko, aku harus nanya sama Ci
Alina dulu. Emang MC-nya siapa Ko?”
“MC-nya Mellisa anak kelas 2 IPS sepertinya.”
“Ogitu…okay okay Ko. Besok aku coba Tanya Ci Alina
dech, soalnya aku beneran belum tahu.”
“Okay…santai aja Ta, oiya aku panggil kamu Dede aja
ya biar lebih enak.”
“Hahaha…iya Ko, santai aja.”
“Okay de, kamu belum tidur?”
“Belum Ko, ini sebentar lagi. Koko sendiri belum
tidur?”
“Belum juga, hahaha…lagi bikin PR Fisika buat
besok.”
“Ogitu…ya udah Ko, belajar dulu aja, aku nga mau
ganggu. Aku udah mau siap-siap tidur juga.”
“Okay De, selamat malam ya.”
“Malam ko. Good night.”
Astaga. Astaga. Aku SMS-an sama Aldi. Ya ampun. Ini
salah. Kenapa perasaan aku jadi deg-degan kayak gini. Ta…sadar Ta…bangun. Kamu
mimpi kali. Ya ampun…ini bukan mimpi.
ALDI KIRIM MESSAGE KE AKU, CALLISTA. Sulit untuk dipercaya.
ALDI KIRIM MESSAGE KE AKU, CALLISTA. Sulit untuk dipercaya.
Sebuah Cerita Cinta di Sekolah,
T
Jakarta, 26 Maret 2015
No comments:
Post a Comment