Sebuah hari di pertengahan tahun 2011
“Ter…jadi elo suka nga sich sama gw?”
“Kalo elo nanya gw suka atau nga sama elo, ya gw
suka, tapi kan bukan berarti gw mau pacaran sama elo.”
“Elo tuch aneh dech, ribet banget sich,
complicated, hal yang mudah aja elo buat susah, yang simple-simple aja.”
“Iya…gw nga bisa pacaran sama elo. Sekalipun gw suka sama elo tapi gw nga bisa”
"Suka tapi nga bisa, maksudnya apa coba? Elo mikirnya kejauhan tahu nga? Ya udah, kalo emang elo nga mau pacaran sama gw dan masih belum yakin sama gw, elo mau nga jadi friends with benefit sama gw?”
"Suka tapi nga bisa, maksudnya apa coba? Elo mikirnya kejauhan tahu nga? Ya udah, kalo emang elo nga mau pacaran sama gw dan masih belum yakin sama gw, elo mau nga jadi friends with benefit sama gw?”
“Friends with benefit? In terms of what? Maksud elo
apa ya?”
“ya…friends
with benefit, elo harus temenin gw jalan kalo weekend.”
“Itu aja? Kalo kayak gitu mah nga usah friends with benefit juga kali, kayaknya
nga mungkin maksud elo itu aja?”
“Ya semuanya…included physical intercourse lha,
kalo nga buat apa jadi FWB”
“Elo sakit ya?”
“Abis elo jadi cewek ribet banget, awalnya niat gw
baik koq sama elo Ter, gw mau serius sama elo, eh elonya begini.”
"Maksudnya gw begini tuch apa?"
"Ya ribet, nga jelas maunya apa, complicated."
Ya ampun, cowok ini, emang salah gw kalo gw nga mau
pacaran sama dia, semakin dia begini sama gw, ya makin nga mau lha gw sama dia.
Bodoh.
16 September 2013
Ada sebuah BBM masuk ke BB-ku. Sebuah BBM dari
seorang mantan rekan kerjaku dulu.
“Tere…happy birthday ya.”
“Iya…terima kasih buat ucapannya.”
“Tere mau dikasih kado apa?”
“Ah…nga usah lha, diucapin aja udah seneng
koq…jangan repot-repot.”
“Ter…kalo aku ajak ke Dubai mau nga?”
“Hah…maksudnya?”
“Iya…aku nanti ada jadwal training dari kantor ke
Dubai, kamu mau ikutan nga sekalian jalan-jalan? Nanti aku bayarin tiketnya.”
“Buat apa?”
“Ya jalan-jalan aja. Sekalian aku training kantor
juga.”
“Trus…istri kamu nga diajak?”
“Nga…kamu sama aku aja.”
“Hah? Maksudnya?”
“Iya nanti buat istri aku, aku kasih oleh-oleh aja.
Dia nga perlu tahu.”
Speechless.
In a strange way, gw merasa lagi dilecehkan, not literally dilecehkan sich, tapi cowok ini nga sopan banget.
Present day
“Gw salah apa ya? Koq cowok yang deketin gw
aneh-aneh semua begitu. Suami orang, pacar orang, minta yang aneh-aneh. Diajak jadi selingkuhin, digodain yang nga-nga. Mereka dateng dan pergi seenaknya aja. Kan gw bukan barang dan bukan mainan”
“Bukan salah elo sich Ter…emang merekanya aja yang
nga sopan, mereka yang brengsek, punya niat nga baik ke elo. Udah lah nga usah
dipikirin.”
“Apa gw jadi cewek terlihat centil dan genit ya?”
“Ya mungkin mereka melihat elo jadi cewek terlalu
baik kali, terlalu ramah dan friendly. Jadi
mereka salah sangka, iseng-iseng berhadiah gitu.”
“Ya gw ramah dan pecicilan kan bukan berarti gw
gampangan juga kali. Gw pecicilan dan juga bukan karena pingin ngegodain
mereka, please dech…gw masih punya hati dan harga diri kali, walau gw juga nga
segitu innocent-nya juga.”
“Huahahaha…ya udahlah Ter, mungkin elo harus
belajar buat jadi jutek.”
“Susah amat...cowok baik-baik udah pada musnah kali
ya, kayaknya setiap ketemu cowok aneh-aneh banget, hahaha…it seems like there are no guys can be trusted nowadays, tindakan dan perkataannya.”
“Nga gitu juga kali Ter...”
"You know what I've been through dan elo masih ngomong seperti itu sich..."
Ya begitulah pembicaraan aku dengan seorang sahabat
yang mengetahui cerita-cerita dan dramaku. Menjalani kehidupan sebagai seorang
perempuan lajang di usia 20-an di Jakarta bagiku nga segitu mudahnya. Banyak
sekali godaan yang datang dan rentan banget. Bukan berarti aku segitu
menariknya lho ya (belum ke-GR-an koq, huahahaha...), cuma menurutku, yang namanya cowok brengsek, mau cewek
seperti apa pun juga kalo ada kesempatan pasti akan digoda juga, nga peduli seperti apa rupanya dan penampakannya. Seperti yang
dibilang oleh temanku tadi, iseng-iseng berhadiah.
Seorang senior di kantor lamaku pernah berkata, "Ter..Ter, mendingan nich ya...elo punya pacar yang udah ketahuan brengseknya dari sekarang jadi pas tua dia udah bosen, daripada cari cowok baik-baik sekarang terus pas tuanya baru penasaran dan jadi brengsek pas udah nikah sama elo"
Seorang temanku yang lain juga pernah berkata, "Nga ada kali Ter cowok baik-baik, pilihannya itu cowok straight tapi brengsek atau cowok baik tapi gay, hahahaha...."
Seriously? (>.<) (._.) sudah sebegitu menyedihkannya dunia sekitarku, am I at the wrong place or everywhere is just the same?
Aku bersyukur karena aku masih memiliki kakak
laki-laki yang menurutku penilaianku baik dan bisa aku jadikan acuan saat aku
menilai bagaimana seorang laki-laki yang baik seharusnya berlaku (bukan berarti dia sempurna lho ya, hahaha...). Aku bersyukur walau dia kadang cuek, tapi dia masih
perhatian sama aku. Aku nga pernah menceritakan apa yang pernah aku alami
karena aku nga mau di khawatir.
Aku juga bersyukur aku dididik oleh seorang nenek
yang konservatif dan juga memiliki seorang tante yang bawel yang sering
menasihatiku tentang bagaimana menjadi seorang perempuan yang baik.
Aku bersyukur aku dibesarkan dalam lingkungan rumah
yang dapat dikatakan cukup “rusak”, sangat rusak bahkan, jadi aku bisa melihat
bagaimana dampak dari setiap keputusan yang salah yang mereka ambil dan aku nga
mau menjadi seperti itu.
Aku bersyukur aku masih bisa mengingat
sedikit-sedikit pesan dari teman-teman gerejaku dulu dan kakak kerohanianku waktu aku masih dekat dengan mereka.
Aku bersyukur masih memiliki teman-teman yang memiliki
gaya hidup yang baik yang bisa aku jadikan acuan.
Dan terlebih dari semua itu, aku bersyukur karena
Tuhan masih menjaga hatiku dan melindungiku dengan caranya yang ajaib. Ketika
itu, aku berpikir untuk aku masih punya akal sehat. Tapi aku yakin suara kecil
dalam hatiku dan akal sehatku digunakan oleh-Nya untuk memperingatkanku.
Dan beberapa hari yang lalu, ketika aku sedang
makan malam bersama dengan teman-teman gerejaku, ada salah seorang teman yang
berkata bahwa dia mempunyai kerinduan untuk menjangkau teman-teman seumurannya
yang “hilang”. Dan saat temanku bercerita seperti itu, aku hanya bisa
tersenyum. Menurutku, bukannya sebagian dari mereka tidak mau berubah atau
hidup lebih baik, namun mereka tidak bisa menemukan wadah dan komunitas yang
dapat memenuhi kebutuhan mereka. Hidup normal yang mereka jalani berbeda dengan
yang ada dalam pikiran orang lain yang nga pernah berada dalam posisi mereka. Some of them are craving for it and they
stucked. Mereka ingin mengisi kekosongan yang ada, namun mereka nga
mengerti dimana dan bagiaman caranya. Aku pernah berada di posisi itu. Dan dalam
hatiku aku menjawab temanku, ya…akan sangat baik jika suatu hari nanti ada
sebuah komunitas yang bisa menjangkau mereka. Bukan untuk menghakimi, tapi
untuk menjangkau dan merengkuh mereka.
“Jangan seorangpun jua menganggap engkau
rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam
perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.” (1
Timotius 4:12)
Ayat ini menjadi pegangan bagiku ketika aku
menjalani kehidupan remajaku beberapa tahun yang lalu. Jika diminta untuk
mengaplikasikan ayat ini dalam keadaanku sekarang, mungkin aku akan menjawab,
“Aku pingin sich berubah jadi lebih baik
tapi kalau menjadi baik dan sampai menjadi teladan, sepertinya aku masih belum
layak. Aku masih punya banyak kekurangan dan kesalahan. Masa iya aku menjadi
teladan? Aku malah takut aku menjadi batu sandungan. Uhm…..”
“Tres…kenapa kamu masih mengintimidasi dirimu
sendiri? Bukankah kamu bilang kamu percaya kepada-Ku dan mau dibentuk oleh-Ku? Dan
sekarang kamu mengukur kelayakan dan kemampuanmu berdasarkan pemikiranmu
sendiri lagi?”
Dan lagi-lagi, lagi dan lagi…aku terdiam. Kehabisan
kata-kata. Ya...aku percaya kepada-Mu Bapa, maaf ya kalo aku bandel. :D
My journey with Him,
Part of the journey,
Stories in 2015,
T
Jakarta, 11 Februari 2015
Nice share tess :)
ReplyDeleteJadi teladan? mngkn aku jg merasa blm bs jd org sempurna kyk gtu x ya.. coz nobody perfect :D
Tp selama kt berjalan di dalam-Nya, kt bisa memberi dampak yang baik, buat di sekeliling kita..
Dan soal komunitas, buat menjangkau orang-orang, itu perlu bgt.. karena cb aja liat skrg2 ini, banyak org yg uda mulai "menjauh" / bahkan "terhilang" dari Dia..
Morning and hav a nice day.. GBU ^_^