16 September 2015
Hari ini tepat aku akan genap memasuki tahun ke – 28 perjalananku di sebuah tempat yang dinamakan Bumi ini. Seperti bumi yang memutari matahari dalam waktu 1 tahun yang kurang lebih memiliki 365 hari. Dan begitu pun aku, aku telah mengitari matahari bersama-sama dengan bumi tepat 28 kali pada hari ini. Detik berganti menit dan menit berganti jam. Pagi berganti siang, siang berganti malam dan malam berganti pagi.
Aku adalah
bagian sangat mikro yang mengisi jagat raya ini jika dibandingkan dengan
besarnya alam semesta ini, entah ada berapa galaksi yang menghiasinya dan
diciptakan oleh-Nya. Dan waktu yang kumiliki di tempat ini pun sangat singkat
jika dibandingkan dengan umur bumi yang entah sudah berapa tua dirinya dan jika
dibandingkan dengan saat pertama alam semesta ini diciptakan. Jika aku mampu
membayangkan, hidup ini seakan seperti mata yang berkedip, hanya sepersekian
detik dan tidak dirasakan kehadirannya. Pernah kah kamu menghitung berapa
banyak matamu berkedip setiap menitnya dan apakah kamu dapat menyadarinya?
Hari ini tepat aku akan genap memasuki tahun ke – 28 perjalananku di sebuah tempat yang dinamakan Bumi ini. Seperti bumi yang memutari matahari dalam waktu 1 tahun yang kurang lebih memiliki 365 hari. Dan begitu pun aku, aku telah mengitari matahari bersama-sama dengan bumi tepat 28 kali pada hari ini. Detik berganti menit dan menit berganti jam. Pagi berganti siang, siang berganti malam dan malam berganti pagi.
Entah perenungan apa yang ingin aku lakukan di
tahun ini. Jika aku diperkenankan mengingat tahun lalu, ketika itu, hari ulang
tahunku aku habiskan di Jakarta, berjalan sendirian di sebuah mal dan kemudian
memakan frozen yogurt kesayanganku serta membeli sebuah jaket kulit yang aku
sukai. Setelah itu, para sahabat Gema Inti memberiku kejutan kue sederhana di
MGK. Dan tahun ini, aku akan melewati ulang tahunku di sebuah tempat yang masih
asing bagiku, teramat asing mungkin. Jauh dari Jakarta, jauh dari keluarga dan
sahabat yang selama ini selalu ada di sampingku. Sebuah tempat yang jauh dari
keramaian dan hingar bingar serta kerlap kerlip lampu kota besar.
Beberapa hari yang lalu, di sebuah malam aku hanya
mampu melihat kelap kelip dari ratusan bintang-bintang yang bersinar dengan
indahnya di langit, suasana yang sunyi dan tenang, kelap kelip yang terasa
lebih damai, yeap...berbeda dengan kelap kelip suasana lampu ramai di kota
besar dengan ratusan kendaraan yang lalu lalang, waktu yang seakan berlarian
dan hendak ditangkap. Seakan berlarian dengan waktu mengejar ini dan itu.
Di tempat ini, aku akan melewati hari ini dengan
sebuah perenungan dalam diam. Dalam suasana sunyi dan senyap, suasana yang jauh
lebih sepi jika dibandingkan dengan suasana di Bunderan HI, Thamrin. Sebuah
perenungan di bawah sinar bintang yang menyala dan berkerlap kerlip dalam diam
dan ketenangannya bukan cahaya yang bersinar dengan segala keterburu-buruannya.
Jangan terus berlari dan berlari.
Apakah yang kamu kejar?
Apakah yang ingin kamu dapatkan?
Berilah dirimu sedikit waktu untuk dapat terdiam
dalam dekapan-Ku Sayang
Berilah Aku izin untuk membagikan kepadamu arti
dari kasih yang selama ini ingin Kuberikan kepadamu
Berdiamlah dengan-Ku dalam tenang
Dalam segala ketidakberdayaanmu
Dalam kelemahanmu
Percayakankanlah waktumu saat ini
Sekali ini saja, kepada-Ku
Pada rencana-rencana-Ku
Izinkan Aku memakaimu
Izinkan Aku berkarya dalam hidupmu
Bukankah selama ini Aku sudah menunggumu
Aku terlalu merindukanmu Sayang
Rindu untuk memiliki waktu berdua saja denganmu
Hanya kamu dan Aku
Lepaskan segala kesibukanmu
Lepaskan segala hal yang selama ini memasuki
pikiranmu
Jalanlah berdua saja dengan-Ku
Izinkan Aku menggandeng tanganmu
Izinkan Aku untuk merangkulmu
Izinkan Aku mendekapmu dalam dekapan kasihmu
Berikan Aku sedikit waktu Sayang
Untuk menjadi hal yang kamu utamakan
Saat ini saja
Aku ingin kamu menyadari betapa kamu berharga
Dan betapa Aku sangat mencintaimu
Kamu dengan apa adanya diri kamu
Dengan segala kekurangan yang kamu miliki
Dengan segala kesalahan dan dosamu di masa lalu
Aku mencintaimu
Terlepas dari apa yang telah kamu lakukan dan siapa
diri kamu di masa lalu
Dan jika kamu bertanya kepada-Ku, mengapa?
Karena Aku adalah kasih itu sendiri
Dan Aku minta sekali lagi kepadamu
Izinkan Aku untuk berjalan bersama denganmu
Berdua saja, hanya Aku dan kamu, agar kamu dapat memahami dan
merasakannya
Ini adalah tentang Aku dan kamu
Hanya Aku dan kamu
Bukan tentang mereka
Ini adalah tentang Aku dan kamu
Hanya Aku dan kamu
Bukan tentang mereka
Sebuah perenungan di Masa ke - 28,
T
Jakarta 16 September 2015
No comments:
Post a Comment