Monday, August 10, 2015

Aku, Negaraku dan Agamaku



Pembelajaranku tentang kecintaan terhadap bangsa ini telah dimulai sejak beberapa tahun yang lalu
Mempelajari tentang arti perbedaan dan keberagaman
Dan aku sudah seringkali menuliskannya dalam cerita-ceritaku
Arti dari menghargai
Perbedaan suku bangsa
Adat dan budaya
Perbedaan cara berpikir
Perbedaan keyakinan

Dua tahun ini
Aku banyak belajar  tentang arti kebangsaan dan nasionalisme
Mempelajari jawaban dari pertanyaan
Mengapa aku harus mencintai Indonesia
Mengapa aku bangga terhadap bangsa ini
Mengapa aku harus peduli

Namun sebuah pertanyaan mengusik diriku
Sebuah pertanyaan yang sudah aku sering dengar dari beberapa waktu lalu
Jika kamu diminta untuk memilih antara negara dan agama,
Apakah yang akan kamu pilih?
Apa alasan kamu?

Aku sudah sering mendengar jawaban dari para sahabat
Mendengar berbagai penjelasan dari mereka
Melihat sudut pandang yang berbeda tentang arti dari pertanyaan itu
Namun…apakah yang akan kujawab
Jika pertanyaan datang kepadaku?

Negara dan agama
Bahkan bagiku, ini bukan pertanyaan yang mudah
Seorang saudara mengatakan kepadaku
Tidak ada jawaban benar atau salah terhadap pertanyaan ini
Benar, aku memahaminya
Namun, menjawab pertanyaan ini
Akan memperlihatkan cara berpikirku
Sudut pandangku
Terhadap kedua hal tersebut
Negaraku
Dan agamaku

Aku mencintai negara ini
Bangsa ini
Tempat dimana aku dilahirkan dan dibesarkan
Di atas tanah air ini aku tinggal
Apakah aku pernah kecewa?
Pernah dan mungkin dapat dikatakan sering
Namun…saat aku mengatakan bahwa aku kecewa terhadap bangsa ini
Bukan berarti aku membencinya
Terlalu banyak hal yang telah diberikan oleh bangsa ini untuk dapat aku benci

Pernah seorang sahabat tanpa sadar mengatakan saat dia kecewa dan tidak bangga terhadap Indonesia
Sebenarnya itu adalah perwujuda dari cinta dan kepeduliannya terhadap bangsa ini
Seandainya saja negeri ini bisa begini
Seandainya saja bangsa ini bisa melakukan seperti itu
Seandainya saja pemerintah begini
Seandainya saja pemerintah begitu
Pasti akan lebih baik untuk negeri dan bangsa ini
Bukankah itu berarti bahwa mereka peduli?
Bukti bahwa jauh dalam lubuk hatinya mereka memiliki kepedulian dan kerinduan untuk melihat bangsa dan negeri ini menjadi lebih baik?

Aku pernah meninggalkan negeri ini
Beberapa tahun yang lalu
Dan aku merindukannya
Bertemu dengan sesama orang Indonesia di luar negeri
Aku belajar memahami arti dari memiliki kesamaan kebangsaan
Rasanya begitu senang bertemu dengan sesama orang Indonesia saat berada di negeri orang
Perasaan sama-sama memiliki Indonesia
Perasaan berasal  dari tanah air yang sama
Tidak ada pertanyaan
“Kamu suku apa?”
“Kamu dari daerah mana?”
“Apa jabatan kamu di Indonesia?”
“Siapa kamu di Indonesia?”
“Kamu agama apa?”
Yang ada hanya
“Kita Indonesia”

Dan saat dihadapkan pada pertanyaan
Apakah kamu mencintai agamamu?
Tahun ini aku memiliki banyak cerita yang berhubungan Tuhanku
Saat aku diperhadapkan dengan kehidupan Indonesia yang penuh dengan keberagaman
Termasuk dalam hal keyakinan dan kepercayaan
Banyak pertanyaan yang muncul
Bagaimana kamu menyikapi hubunganmu dengan Tuhanmu?
Bagaimana kamu menyikapi hubunganmu dengan saudara-saudaramu yang berbeda saat berhubungan dengan keyakinan?
Dapatkah aku mengatakan bahwa aku mencintai Tuhanku
Namun aku menganggap bahwa sesama makhluk ciptaan-Nya memiliki strata yang berbeda denganku
Dimana arti dari menghargai dan mengasihi sesamaku
Sama-sama ciptaan yang diciptakan serupa dengan gambaran-Nya
Saat aku mengatakan “Keyakinanku adalah yang paling benar dan lebih baik jika dibandingkan dengan keyakinanmu”
Tanpa disadari muncul rasa yang lebih dan berbeda, aku lebih baik dari kamu
Apa yang diajarkan oleh keyakinanku lebih baik
Berlomba untuk membuktikan yang terbaik
Dan dalam waktu yang berbeda aku mengatakan bahwa tidak ada manusia yang dapat menjangkau pikiran Tuhan yang Maha Esa dan Maha segalanya
Jadi…bagaimana aku bisa menganggap keyakinanku lebih dari mereka yang lain?

Begitu banyak pertanyaan di dalam diriku saat ini
Dapatkan negara dan agama berjalan bersamaan?
Pertanyaan dari seseorang yang bukan negarawan dan guru spiritual
Pertanyaan dari seseorang yang masih terus belajar untuk mencintai negaranya dan mengenal Tuhan yang diyakininya
Dapatkah orang yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi tetap menghargai orang yang sangat mencintai agamanya?
Dan dapatkah orang yang sangat mencintai agamanya menghargai mereka yang memiliki rasa nasionalisme yang tinggi?

Jadi saat dipertanyakan kepadaku
Jika dihadapkan pada pilihan
Antara negara dan agama
Aku akan mengatakan
Aku memilih keduanya
Aku membutuhkan keduanya
Aku adalah negara ini
Bangsa ini
Tempat aku dilahirkan dan dibesarkan
Seberapa pun aku membenci dan kecewa terhadap bangsa ini
Tanpa disadari jiwa ini telah tumbuh dengan nilai-nilai kebangsaan bangsa ini
Aku adalah bangsa ini
Saat aku meninggalkan dan membuang bangsa ini
Aku meninggalkan dan membuang sebagian dari jati diriku
Aku telah berkhianat terhadap bangsa ini

Dan di saat yang bersamaan, aku membutuhkan Tuhanku
Tuhan yang selama ini aku yakini dan percaya
Dia telah mengisi celah kosong yang selama ini menghantui diriku
Dia yang membantuku memahami arti dari kehidupan dan setiap hal yang kujalani
Dia yang mengajarkanku tentang arti dari mengasihi dan mencintai sesama
Dia yang mengajarkanku banyak hal tentang nilai-nilai kehidupan
Dia yang mengajarkanku tentang bagaimana berjalan bersama-Nya
Bagiku, Dia yang kukenal adalah Dia yang penuh kasih
Dia yang kukenal adalah Dia yang mengajarkanku tentang mengasihi
Kasih kepada setiap orang, tanpa memandang latar belakang mereka
Di saat Dia mengatakan Dia ingin menjadikan semua bangsa murid-Nya
Bagiku itu berarti Dia sebagai sebuah Pribadi
Bukan Dia sebagai Tuhan dari sebuah kepercayaan tertentu
Di saat Dia mengatakan bahwa Dia adalah jalan dan kebenaran dan hidup
Bagiku Dia sebagai sebuah Pribadi
Bukan jalan dan kebenaran dan hidup dari sebuah keyakinan tertentu

Mungkin tulisan ini sulit dipahami dan mengundang banyak pertanyaan
Tapi bagiku
Hubunganku dengan negaraku dan Tuhanku
Adalah hak pribadi yang aku miliki, hak asasiku
Dan ini adalah nilai dan pemahaman yang aku yakini
Tentang negara, agama dan Tuhanku
Aku tidak meminta untuk mengerti dan dipahami
Dan aku menulis bukan untuk mencari pembenaran
Dan ini adalah sebuah fase kehidupan yang harus aku jalani dalam perjalanan kehidupanku

Sebuah cerita dalam perjalanan,
T
Jakarta, 10 Agustus 2015
(Aku, Negaraku dan Tuhanku)

10 comments:

  1. saya suka sudut pandangnya meskipun sedikit berbeda dengan sudut pandang saya

    ReplyDelete
    Replies
    1. terima kasih...jika saya boleh tahu, bagaimana sudut pandang anda?

      Delete
    2. boleh saja nanti kalo bisa kerja bareng lagi sama tere nanti sy crita

      Delete
    3. boleh saja nanti kalo bisa kerja bareng lagi sama tere nanti sy crita

      Delete
    4. boleh saja nanti kalo bisa kerja bareng lagi sama tere nanti sy crita

      Delete
  2. saya suka sudut pandangnya meskipun sedikit berbeda dengan sudut pandang saya

    ReplyDelete
  3. Sayang sekali.. Padahal pertanyaan itu ditanyakan agar dipilih salah satunya, mungkin..

    ReplyDelete
  4. Dalam kehidupan berbangsa bernegera, Nasionalisme duluan. Kalau agama, urusan masing-masing orang, tapi dipayungi negara di dalam UUD 1945 pasal 29 ayat 2.

    ReplyDelete